Rabu, 01 April 2020

Pariwisata Dunia Merugi USD 400 Miliar karena Corona

Tahun 2020 dibuka dengan wabah virus Corona. Tak ada perjalanan wisata, semua negara memilih karantina. Jumlah kedatangan wisata Internasional diperkirakan turun 20-30 persen oleh UNWTO (United Nation World Tourism Organization).

Penurunan ini berdampak pada jutaan pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata. Menurut UNWTO, akan ada kerugian sekitar USD 300-400 miliar di pariwisata internasional. Jumlah ini hampir sepertiga dari nilai yang dihasilkan di tahun 2019.

"Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat virus Corona, dibandingkan dengan sektor ekonomi," ujar Sekretaris Jendral UNWTO, Zurab Pololikashvili seperti dikutip dari Arabnews, Selasa (31/3/2020).

Penurunan wisata internasional juga pernah terjadi pada tahun 2003, sekitar 0,4 persen setelah wabah SARS. Kemudian pada tahun 2009 karena adanya krisis ekonomi global sebanyak 4 persen.

UNWTO tadinya memperkirakan pertumbuhan pariwisata dunia 3-4 persen di awal tahun. Namun karena adanya wabah pandemi Corona, justru terjadi penurunan 1-3 persen.

Angka itu diyakini akan terus mengalami kenaikan. Apalagi banyak maskapai yang mulai tak beroperasi sementara demi mencegah penyebaran COVID-29.

Kasus Virus Corona Meningkat, Jepang Akan Batasi Turis Asing?

Jepang dikabarkan bakal lebih selektif menerima orang asing dari sejumlah negara lain untuk menekan laju wabah virus Corona. Turis asing dilarang masuk.
Saat ini, Jepang telah menerapkan kebijakan melarang masuknya warga dari beberapa bagian Korea Selatan, China, dan sejumlah negara Eropa. Selain itu, Jepang mewajibkan turis dari Amerika Serikat, China, dan Korea Selatan untuk melakukan karantina mandiri selama dua minggu.

Tapi, peningkatan kasus virus Corona hingga 194 kasus positif baru pada Minggu (29/3/2020) membuat pemerintah mewacanakan untuk melarang masuknya orang asing. Dengan tambahan itu, kini Jepang memiliki 1.866 kasus dengan 54 meninggal dunia dan 424 sembuh. Angka-angka itu tidak termasuk 712 kasus dan 10 kematian dari kapal pesiar yang ditambatkan di dekat Tokyo bulan lalu.

Agar jumlah kasus virus Corona tak meroket, pemerintah Jepang bakal menerapkan pembatasan orang asing yang memasuki Jepang. Yakni, turis dari Amerika Serikat, China, Korea Selatan dan sebagian besar Eropa. Begitu pula warga asing yang baru saja bertandang ke negara tersebut dalam 14 hari terakhir.

Tokyo juga disebut bakal melarang warganya untuk melakukan perjalanan ke dan dari beberapa negara di Asia Tenggara dan Afrika. Tapi, pejabat pemerintah belum ada yang bisa mengonfirmasi wacana tersebut.

"Kami berada dalam tahap kritis, pada keadaan darurat," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dalam konferensi pers, Senin (30/3/2020), seperti dikutip Reuters.

Sinyal penutupan Jepang untuk orang asing itu diutarakan oleh pemerhati ekonomi.

"Saya pikir kemungkinan penutupan daerah metropolitan Tokyo meningkat," kata Hideo Kumano, kepala ekonom di Dai-ichi Life Research Institute.

"Ini seperti menghentikan aliran darah melalui ekonomi Jepang," katanya.

Risiko lockdown Jepang memang diprediksi bakal amat merugikan ekonomi mereka. Setidaknya, Jepang bakal mengalami kerugian hingga 5,1 triliun yen (atau sekitar USD 47 miliar) andai kota dikunci selama sebulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar