Selasa, 26 Mei 2020

Efek Samping Terlalu Banyak Memakan Daging saat Lebaran: 'Meat Sweat'

Berbagai hidangan istimewa menjadi sajian di hari Lebaran. Ada ketupat, opor ayam, sambal goreng kentang, rendang, semur, dan lainnya.
Nikmatnya sajian Lebaran kadang bikin ketagihan. Tanpa sadar, makanan nikmat Lebaran dilahap dalam porsi yang terlalu besar untuk dikonsumsi tubuh.

Terlalu banyak menyantap makanan, terutama daging sapi saat Lebaran menimbulkan efek samping bagi tubuh. Dilansir dari berbagai sumber, salah satu efek yang timbul akibat terlalu banyak makan daging adalah gejala "meat sweat".

Meat sweat merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengeluarkan keringat lebih banyak dari biasanya, akibat terlalu banyak menyantap daging sapi. Hal itu terjadi karena tubuh mengeluarkan banyak energi untuk memecah protein dalam daging sapi. Protein merupakan zat yang paling banyak membutuhkan energi untuk memecahnya, itulah yang menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak keringat setelah mengonsumsi daging.

Reaksi meat sweat pada setiap orang dapat berbeda-beda. Ada sebagian orang yang langsung merasakan efek tersebut langsung setelah menyantap daging. Sebagian lainnya baru menerima efek berkeringat pada malam hari. Respon tersebut tergantung pada kondisi kesehatan, berat badan, jumlah daging yang dikonsumsi.

Melansir menshealth.com, meat sweat dapat dicegah dengan beberapa cara. Di antaranya, yaitu membatasi konsumsi daging dan menyeimbangkan asupan daging dengan sayuran agar nutrisi yang diserap tubuh lebih seimbang. Penting juga untuk minum air putih lebih banyak guna mempercepat proses metabolism tubuh. Selain itu, melakukan aktivitas fisik juga dapat membantu untuk mempercepat penyerapan kandungan protein daging.

Setelah puas bersantap daging saat Lebaran, sebaiknya kamu menghindari dulu konsumsi daging agar tidak terjadi meat sweat. Pilih menu makanan sehat lainnya, seperti sayur-sayuran dan buah.

Tidak perlu repot masak, karena berbagai menu makanan bisa kamu dapatkan lewat GrabFood. Agar lebih aman di masa pandemi COVID-19, GrabFood menghadirkan pengantaran tanpa kontak. Selain itu, beberapa merchant GrabFood sudah memiliki tanda proteksi dan suhu, yang berarti merchant menerapkan standar kebersihan pangan dan lulus pengecekan suhu berkala dalam menjalankan proses pemesanan dan pengantaran.

Mal Segera Dibuka 5 Juni, Amankah dari Risiko Penularan?

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Dewan Pengurus Daerah (DPD) DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengatakan mal-mal di Ibu Kota bisa operasional 5 Juni 2020. Hal itu karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) wilayah Jakarta yang akan berakhir 4 Juni 2020.
"Kan PSBB tanggal 4 selesai, ya tentu kita beranggapan tanggal 5 sudah boleh buka dong. Sekarang ditutup karena ada PSBB, di kota-kota lain nggak ada PSBB, buka," kata Ellen kepada detikcom, Senin (25/5/2020).

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, mengatakan selama kasus penularan virus Corona belum stabil, maka pembukaan mal-mal tersebut tidaklah aman dilakukan.

"Jadi kalau Kota Bekasi kasus barunya belum nol rasanya belum aman. Kalau kasus barunya belum stabil dalam satu atau dua minggu itu belum aman. Jadi kalau dibuka menurut saya itu berisiko akan menambah kasus baru," jelas dr Miko kepada detikcom, Selasa (26/5/2020).

Menurut dr Miko, apabila kasus penularan menjadi semakin bertambah, itu akan lebih untuk dikendalikan.

"Masalahnya sekarang kalau dibuka dengan new normal, dan kasus barunya bertambah banyak itu akan bertambah susah. Jadi ini (harus) hati-hati begitu," ucap dr Miko.

"Jadi kalau dibuka kemudian kasus barunya bertambah banyak, kita tidak bisa kembali lagi," tuturnya.
http://nonton08.com/a-girl-at-my-door/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar