Jumat, 29 Mei 2020

Viral Bentuk Virus Corona Setelah Diperbesar 2.600 Kali, Ini Faktanya

Di media sosial viral gambar yang diklaim bentuk virus corona COVID-19 setelah diperbesar 2.600 kali. Dikatakan virus memiliki bentuk yang mirip seperti tupai.
"Konon gambar mahluk korona itu tertangkap kamera dan di zoom atau diperbesar 2600 × dan hasilnya seperti di bawah ini. semoga Allah melindungi kita semua aamiin," tulis satu pengguna Facebook yang turut membagikan gambar.

Penelusuran detikcom dengan aplikasi verivikasi InVID menemukan bahwa gambar serupa juga dibagikan oleh pengguna media sosial Twitter @helios_en pada 26 Februari 2020 lalu. Hanya saja dalam keterangannya disebut gambar menunjukkan kumbang weevils dari keluarga Curculionoidea.

"Serangga ini ukurannya kecil, kurang dari 6 milimeter (4 inci) dan herbivora. Makanan kesukaannya, antara lain tepung, oat, barley, dan sereal sarapan," tulis Helios.

Dikutip dari enskilopedia Britannica, kumbang weevil memiliki ciri khas 'sungut' panjang yang dipakai untuk membuat lubang tempat bertelur. Kumbang weevil dianggap sebagai hama karena memakan tumbuhan seperti padi dan gandum.

Enskilopedia sama sekali tidak menyebut ada hubungan antara kumbang weevil dengan virus corona. Dengan demikian bisa dipastikan bahwa gambar yang beredar adalah hoax aliat palsu.

Soal Obat Malaria Klorokuin, IDI: Belum Ada Obat Khusus Virus Corona

Klorokuin fosfat sempat disebut dapat mengatasi virus corona COVID-19. Obat tersebut selama ini dikenal sebagai obat malaria.
Namun menurut dr Dyah Agustina Waluyo, Sekretaris Satgas Virus Corona COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), hingga saat ini belum terdapat obat yang spesifik untuk mengobati virus ini termasuk klorokuin.

"Belum ada obat khusus untuk virus ini. Semuanya diobati sesuai gejala. Demam diberi obat demam, pilek batuk diberi obat pilek batuk, kalau dia sampai gagal napas ya tentu pakai ventilator," ungkap dr Dyah di Sekretariat PB IDI, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Tidak semua kasus positif corona menurutnya gawat, dan 80 sampai 90 persen kasus positif virus ini dinyatakan ringan. Isolasi di rumah adalah faktor penting untuk mencegah penyebarannya.

"Karena dia ringan, yang lebih berperan yaitu tadi isolasi di rumah. Pada saat bersama-sama sepakat senyap di rumah 14 hari di rumah kecuali petugas medis, (dengan begitu) tidak akan melonjak banyak," pungkasnya.

Detergen Bisa Rusak 'Bungkus' Virus Corona, Ini Maksudnya

Juru bicara pemerintah terkait penanganan virus corona, Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan. Terutama bagi yang sedang menjalani self-isolated agar tidak mencampurkan barang-barang pribadinya dengan orang lain, salah satunya adalah alat makan.
"Yakinkan selesai dipakai langsung dicuci dengan sabun karena kita tahu virus ini bungkusnya, envelope-nya, sangat rapuh jika terkena detergen. Dia akan gampang pecah. Kalau pecah, maka virusnya akan mati. Ini yang penting. Detergen apa pun," ujar Yuri.

Dijelaskan, bungkus virus corona akan mudah hancur jika terkena detergen. Lantas sebenarnya apa sebenarnya yang dimaksud dengan bungkus virus corona?

Menurut Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio bungkus yang dimaksud merupakan dinding atau envelope virus yang terdiri dari lemak.

"Lemak itu kan mudah larut dalam sabun detergen, seperti lemak yang ada di tangan kita kalau itu dicuci pakai sabun kan bisa hilang," jelas Prof Amin kepada detikcom, Senin (16/3/2020).

"Nah itu prinsipnya sama kaya gitu, jadi karena komposisinya ada lemaknya sehingga si virus itu bisa mati kalau envelope-nya rusak dia otomatis akan rusak," pungkasnya.

Dikutip dari Cancer.gov, bungkus atau envelope virus merupakan lapisan atau selubung yang terbentuk dari membran plasma. Fungsinya untuk membantu virus bertahan hidup dan menginfeksi sel.
http://kamumovie28.com/bangkitnya-suster-gepeng/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar