Minggu, 24 Mei 2020

Tips Menggunakan Termometer Tembak Agar Hasilnya Lebih Akurat

Penggunaan termometer tembak di gedung-gedung perkantoran belakangan ini tengah disorot. Beberapa orang menilai hasilnya tidak masuk akal karena ada yang terukur suhunya cuma 31-33 derahjat celcius.
Suhu tubuh normal manusia ada di kisaran 36-37 derajat celcius. Kurang dari 35 derajat celcius, harus dicurigai ada masalah kesehatan seperti hipotermia yang berakibat fatal.

Ahli penyakit tropik dan infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Erni Juwita Nelwan, SpPD, mengatakan sebenarnya termometer tembak itu bukanlah cara ideal untuk mengukur suhu tubuh. Tetapi ada beberapa cara yang perlu diperhatikan agar hasilnya bisa lebih akurat ketika digunakan.

1. Baca cara penggunaannya
Saat menggunakan termometer tembak, orang yang melakukannya harus membaca dan mengetahui cara penggunaanya.

"Yang terpenting adalah membaca manual yang ditulis saat menggunakan alat, jadi jangan main asal tembak-tembak aja," kata dr Erni.

2. Lakukan di ruangan tertutup
Pengukuran suhu tubuh dengan termometer tembak akan jauh lebih efektif bila dilakukan di dalam ruangan tertutup, daripada di area terbuka.

"Yang bener itu ngukur suhu tubuhnya di dalam ruangan tertutup, ini kan malah diukur di depan pintu. Suhunya berbeda kalau di tempat terbuka, jadi bisa tidak akurat," ucap dr Erni.

3. Tembak di permukaan kulit
Tidak ada batasan untuk memilih area kulit dalam mengukur suhu tubuh menggunakan termometer tembak, tetapi yang paling ideal adalah di sekitar wajah.

"Yang terpenting bersentuhan dengan kulit, cuma kalau di tangan kan sulit. Jadi paling baik emang di muka di bagian dahi dan tidak spesifik, yang penting dia bisa menyentuh area kulit dengan leluasa," jelasnya.

Benarkah Obat Virus Corona Sudah Ditemukan? Ini Faktanya

Seiring mewabahnya virus corona COVID-19, sering beredar informasi soal sudah ditemukannya obat virus corona. Beberapa contoh yang diperbincangkan mulai dari jambu biji hingga ramuan jamu jahe, kunyit, dan temulawak.
Kabar serupa juga kerap datang dari luar negeri. Peneliti Iran menyebut obat actemra bisa kurangi keparahan gejala virus corona, sementara China dilaporkan menggunakan obat favipiravir, remdisivir, hingga klorokuin.

Benarkah obat virus corona sudah ditemukan?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat virus corona. Apa yang sering dilaporkan adalah hasil dari penelitian awal yang masih harus dibuktikan lebih jauh.

Untuk itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Rabu (18/3/2020) mengumumkan proyek program internasional bernama SOLIDARITY. Negara yang ikut serta dalam program akan saling berkoordinasi untuk mengembangkan obat virus corona.

"Banyaknya hasil penelitian awal dengan metode berbeda mungkin tak bisa memberi gambaran jelas dan bukti kuat yang kami butuhkan untuk menentukan terapi terbaik. WHO beserta mitra sedang berusaha mengelola studi di banyak negara, membandingkan terapi yang belum teruji ini," tulis WHO lewat Twitter dan dikutip pada Kamis (19/3/2020).

"Studi internasional besar ini dirancang untuk menghasilkan data kuat yang kami butuhkan untuk melihat terapi mana yang paling efektif," lanjut WHO.

Angka infeksi virus yang disebut berasal dari Wuhan, China, ini sudah dikonfirmasi mencapai 218 ribu kasus di seluruh dunia. Ada sekitar 8.800 yang meninggal dan 84 ribu sembuh.
http://kamumovie28.com/mali-of-purpose-in-life/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar