Rabu, 20 Mei 2020

Kapan Pasien Jantung Boleh Datang ke Rumah Sakit Saat Pandemi Corona?

 Penyakit jantung atau masalah pembuluh darah menjadi salah satu penyakit komorbid yang memperburuk kondisi seseorang jika terkena Corona. Tentu saja hal ini membuat pasien jantung merasa khawatir terlebih saat harus berobat ke rumah sakit di tengah pandemi Corona.
Lalu kapan sebenarnya pasien jantung benar-benar perlu dan boleh dibawa ke rumah sakit?

Ahli jantung dan pembuluh darah, dr Leonardo Paskah Suciadi, SpJp, mengatakan ada beberapa pedoman untuk pasien sakit jantung yang perlu datang ke rumah sakit. Beberapa poin yang ia sebutkan di antaranya sebagai berikut.

- Apabila ada keluhan sesak yang semakin memberat.

- Mengalami sesak dan tidak bisa tidur dalam posisi rata.

- Batuk terus-menerus dan mengeluarkan dahak dengan warna bercak pink.

- Nyeri dada, seperti ditimpa beban berat.

- Keringat dingin yang menjalar ke bahu, dan disertai dengan mual, dan muntah.

dr Paskah mengatakan, jika ada pasien yang mempunyai gejala mengarah ke virus Corona COVID-19, segera melapor kepada petugas medis.

"Apabila ada dari pasien yang memiliki gejala flu serupa COVID-19, harap beri tahu staf medis sebelumnya, dan diharap untuk pasien tidak berbohong," ujar dr Paskah dalam diskusi online, Selasa (19/5/2020).

Beberapa waktu lalu, dr Vito SpJP(K), Mkes, FIHA, FICA, FAsCC, dari Siloam Hospital Lippo Village mengatakan hal yang harus diperhatikan adalah bila terjadi gangguan atau masalah kesehatan mendadak dan kondisinya semakin parah. Pada kondisi serangan jantung contohnya bila terasa nyeri dada seperti dihimpit yang kemudian terus menjalar ke bagian tubuh lain.

Berikut panduan dari dr Vito saat harus cek kesehatan ke klinik dan rumah sakit:


1. Kondisi darurat dan harus mendapat penanganan segera

2. Pakai masker dan bawa hand sanitizer bila tidak yakin akan mudah menemukan tempat cuci tangan dengan air mengalir serta sabun

3. Hindari sentuh muka atau perbaiki masker bila belum cuci tangan

4. Hindari pegang barang-barang di rumah sakit

5. Aktif jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter

Jangan Langsung Makan Berat Usai Buka Puasa, Ini Waktu Idealnya

 Tak sedikit masyarakat yang berbuka puasa langsung makan berat menggunakan nasi beserta lauk pauknya. Salah satu alasan banyaknya orang melakukan hal ini adalah faktor kebiasaan.
Menurut dokter gizi dari Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, pada dasarnya tak masalah berbuka puasa dengan makanan berat. Hal itu kembali lagi pada kebiasaan makan masing-masing orang.

"Kalau saluran cernanya terbiasa dan tidak ada ada keluhan apa-apa yang ya nggak apa-apa, silahkan. Tetapi kalau saluran cernanya terganggu, kita makan tidak terlalu berat dulu," ungkap dr Fiastuti saat dihubungi detikcom, Selasa (19/5/2020).

Namun, dr Fiastuti menganjurkan masyarakat untuk makan ringan terlebih dahulu saat berbuka. Disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang manis dan tidak terlalu berat.

"Kalau saya sih menganjurkan, karena kita sudah 14 jam tidak terisi makanan, sebaiknya makanan kecil dulu. Makanan manis yang penting mengganti kadar glukosa darah," tambahnya.

Ia menyebut waktu ideal makan berat saat berbuka puasa sebaiknya berjarak 30-45 menit. Makan berat saat puasa bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dapat menyebabkan masalah dalam sistem pencernaan, seperti sembelit, dan rasa ingin muntah.

"Kalau ditanya berapa jam? biasanya kita ga lama-lama. Abis salat magrib, baru abis itu makan. Ya mungkin setengah jam sampai 45 menit," kata dr Fiastuti.

"Karena kalau kita langsung isi makanan berat terus baru salat magrib, kan nggak enak juga kalau perut penuh terus kita salat. Mungkin kaya mau muntah gitu kan, nah maksudnya supaya hal ini tidak terjadi," tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar