Jumat, 29 Mei 2020

Soal Obat Malaria Klorokuin, IDI: Belum Ada Obat Khusus Virus Corona

Klorokuin fosfat sempat disebut dapat mengatasi virus corona COVID-19. Obat tersebut selama ini dikenal sebagai obat malaria.
Namun menurut dr Dyah Agustina Waluyo, Sekretaris Satgas Virus Corona COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), hingga saat ini belum terdapat obat yang spesifik untuk mengobati virus ini termasuk klorokuin.

"Belum ada obat khusus untuk virus ini. Semuanya diobati sesuai gejala. Demam diberi obat demam, pilek batuk diberi obat pilek batuk, kalau dia sampai gagal napas ya tentu pakai ventilator," ungkap dr Dyah di Sekretariat PB IDI, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Tidak semua kasus positif corona menurutnya gawat, dan 80 sampai 90 persen kasus positif virus ini dinyatakan ringan. Isolasi di rumah adalah faktor penting untuk mencegah penyebarannya.

"Karena dia ringan, yang lebih berperan yaitu tadi isolasi di rumah. Pada saat bersama-sama sepakat senyap di rumah 14 hari di rumah kecuali petugas medis, (dengan begitu) tidak akan melonjak banyak," pungkasnya.

Detergen Bisa Rusak 'Bungkus' Virus Corona, Ini Maksudnya

Juru bicara pemerintah terkait penanganan virus corona, Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan. Terutama bagi yang sedang menjalani self-isolated agar tidak mencampurkan barang-barang pribadinya dengan orang lain, salah satunya adalah alat makan.
"Yakinkan selesai dipakai langsung dicuci dengan sabun karena kita tahu virus ini bungkusnya, envelope-nya, sangat rapuh jika terkena detergen. Dia akan gampang pecah. Kalau pecah, maka virusnya akan mati. Ini yang penting. Detergen apa pun," ujar Yuri.

Dijelaskan, bungkus virus corona akan mudah hancur jika terkena detergen. Lantas sebenarnya apa sebenarnya yang dimaksud dengan bungkus virus corona?

Menurut Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio bungkus yang dimaksud merupakan dinding atau envelope virus yang terdiri dari lemak.

"Lemak itu kan mudah larut dalam sabun detergen, seperti lemak yang ada di tangan kita kalau itu dicuci pakai sabun kan bisa hilang," jelas Prof Amin kepada detikcom, Senin (16/3/2020).

"Nah itu prinsipnya sama kaya gitu, jadi karena komposisinya ada lemaknya sehingga si virus itu bisa mati kalau envelope-nya rusak dia otomatis akan rusak," pungkasnya.

Dikutip dari Cancer.gov, bungkus atau envelope virus merupakan lapisan atau selubung yang terbentuk dari membran plasma. Fungsinya untuk membantu virus bertahan hidup dan menginfeksi sel.

Lockdown 15 Hari, Prancis Umumkan 'Perang' Lawan Virus Corona

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan lockdown 15 hari untuk mengatasi pandemi virus corona COVID-19. Segala bentuk aktivitas massal tidak diperbolehkan, termasuk jalan-jalan di luar rumah.
Macron mengimbau warga untuk tidak meninggalkan rumah. Bahkan untuk menemui seseorang, hanya boleh untuk alasan yang benar-benar perlu.

Perkecualian juga berlaku bagi yang tidak memungkinkan untuk bekerja dari rumah atau work from home. Juga untuk pasien yang mencari pertolongan medis, masih diizinkan untuk keluar rumah.

Perjalanan antarnegara Uni Eropa maupun non Uni Eropa akan dilarang selama 30 hari, mulai Selasa (17/3/2020).

"Kita sedang perang. Sebuah perang kesehatan, tentunya, tapi sebuah perang," kata Macron, dikutip dari The Local.

Pelanggaran atas karantina wilayah ini akan dikenali sanksi. Hingga saat ini dilaporkan lebih dari 5.400 kasus virus corona COVID-19 di Prancis, dengan kematian mencapai 127 kasus.
http://kamumovie28.com/mat-moto-otai/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar