Jumat, 29 Mei 2020

Menyusul Manila, Pulau Luzon Filipina 'Lockdown' Imbas Corona

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, pada Senin (16/3/2020) mengumumkan karantina wilayah untuk Luzon, pulau terbesar di negara tersebut. 'Lockdown' berlaku sampai 12 April.
"Berdasarkan studi lanjut terhadap tren dan situasi dunia, dan kebutuhan atas kewaspadaan ekstrem di masa seperti ini, saya simpulkan bahwa antisipasi yang lebih ketat adalah penting," kata Duterte, dikutip dari gmnanetwork, Selasa (17/3/2020).

Hingga kini, Filipina melaporkan 142 kasus virus corona COVID-19. Sebanyak 12 kasus di antaranya meninggal dunia.

"Kita tidak punya kemewahan untuk menunggu bahwa benar-benar ada kaitan penularan di suatu tempat. Saya tidak bisa menebak-nebak. Saya harus bertindak," tegasnya.

Pemerintah Filipina juga akan menerjunkan lebih banyak personel militer dan kepolisian untuk memperketat karantina wilayah di pulau tersebut. Tercatat ada lebih dari 50 jiwa yang tinggal di wilayah ini.

Pengalaman 'Tes Corona' di RSPI Sulianti Saroso, Prosedur dan Biayanya

Setelah pemerintah mengumumkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, sebagai kasus 76 positif virus corona COVID-19, sontak banyak jurnalis menjadi khawatir terutama yang pernah kontak langsung dalam kurun waktu 14 hari terakhir.
Bagaimana tidak, setelah status Menhub sebagai pasien positif diumumkan pada Sabtu (14/3/2020), semua orang yang pernah berinteraksi langsung, seketika menjadi ODP atau Orang dalam Pemantauan. Termasuk saya yang baru-baru ini mewawancarai Menhub Budi Karya.

Apakah semua ODP wajib melakukan pemeriksaan ke rumah sakit?

Sebenarnya tidak, namun karena saya dalam kurun waktu seminggu terakhir sempat batuk pilek ditambah demam juga ada riwayat kontak dengan pasien positif pada 2 Maret lalu, maka pada Senin (16/3/2020) pukul 09.00 WIB, saya berinisiatif untuk mengunjungi salah satu rumah sakit rujukan virus corona COVID-19 di bilangan Jakarta Utara, RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso.

Setibanya di sana, ada beberapa alur yang harus dilalui oleh ODP yang memeriksakan diri.

Tahap Awal
Setibanya di RSPI Sulianti Saroso, saya diarahkan menuju POS PEMANTAUAN 24 JAM yang berada di dekat pintu masuk. Setibanya di sana, sudah ada sekitar 20 orang mengantre untuk diperiksa.

"Jangan batuk pilek langsung cek corona. Ini kan pada sehat, nggak usah cek. Kita nggak cek kalau memang masih sehat. Kalau nggak ada kontak dengan siapa-siapa tidak ada yang perlu dipantau," ujar salah satu tenaga medis di pos pemantauan kepada beberapa orang, mengingat saat itu makin banyak yang datang berbondong-bondong dan meminta 'tes corona'.

Di pos pemantauan, orang yang datang akan diberi penanganan sesuai kondisinya. Sebelumnya mereka diberi formulir yang berisi identitas, status kesehatan (misalnya ada gejala), dan apakah memiliki riwayat kontak dengan pasien positif. Ada beberapa kriteria skrining awal di RSPI Suliati Saroso.

Jika tidak pernah kontak dengan pasien positif dan dinyatakan sehat, maka akan disarankan untuk pulang ke rumah.
Jika tidak pernah kontak namun mengalami gejala seperti batuk pilek yang tak membaik, maka petugas kesehatan menyarankan untuk mengunjungi dokter umum terlebih dahulu.
Jika pernah kontak dan tidak bergejala tapi masih ingin periksa, maka diarahkan menuju poli MCU (Medical Check Up).
Jika pernah kontak dan bergejala sedang, seperti batuk dan pilek, ada yang diarahkan ke spesialis paru ada juga yang ke poli MCU.
Setelah menunggu kira-kira 45 menit, tiba giliran saya untuk skrining awal. Setelah mengisi formulir, saya ditanyai ulang soal kondisi kesehatan dan kapan terakhir kali kontak dengan pasien positif. Di pos pemantauan, semua orang yang datang akan diperiksa suhunya. Saat diperiksa, suhu badan saya lumayan tinggi, 37,9 derajat celcius dan memiliki riwayat sesak.

Berbeda dengan beberapa ODP lainnya, saya tidak ke poli MCU namun diarahkan untuk pemeriksaan langsung di Poli UGD.

Formulir skrining 'virus corona' COVID-19 yang akan menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya.Formulir skrining 'virus corona' COVID-19 yang akan menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya. 

Tahap Kedua: Pemeriksaan
Sebelum masuk ke UGD, saya diberi tahu bahwa saat ini yang berada di ruangan tersebut telah resmi dinyatakan PDP atau Pasien dalam Pengawasan. Karena itu, saya dibekali masker sebelum masuk ke ruang UGD.

"Tinggal di mana? Serumah berapa orang?" tanya salah satu petugas medis di ruang UGD. Di ruangan tersebut memang ada beberapa orang yang juga tengah menunggu giliran pemeriksaan.

Seluruh nakes (tenaga kesehatan) di ruang UGD mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap untuk mengurangi paparan virus. Saya ditensi dan diperiksa oleh salah satu dokter jaga UGD. Agak menunggu lama sebelum diputuskan harus tes swab atau tidak oleh dokter.
https://kamumovie28.com/one-piece-episode-878-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar