Rabu, 13 Mei 2020

Dicari! 300 Ribu Petani Buat Garap Sawah Baru di Kalimantan

Rencana pemerintah untuk membuka lahan persawahan baru di Kalimantan Tengah (Kalteng) akan segera direalisasikan. Untuk menggarap lahan tersebut setidaknya akan dibutuhkan petani sekitar 300 ribu orang.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, lahan yang sudah disisir di Kalteng diperkirakan mencapai 255 ribu hektare (Ha) lebih. Dari hasil studi lahan itu, potensi yang bisa dijadikan lahan sawah baru sekitar 164.598 Ha yang sebagian sudah ada jaringan irigasi dan sudah dilakukan penanaman padi.

"Sedang dilakukan studi dalam waktu 3 minggu ini dengan luas potensi 164.598 Ha dari jumlah tersebut. Lahan yang sudah ada jaringan irigasi 85.456 Ha dan ada 57.195 Ha yang sudah dilakukan penanaman padi selama ini oleh transmigran dan keluarganya dan ada potensi ekstensifikasi sebesar 79.142 ha," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/5/2020).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menambahkan, dalam pengembangan lahan tersebut dibutuhkan ketersediaan petani yang cukup. Sebab meski lahan sawah itu dimodifikasi tetap membutuhkan petani yang cukup banyak.

"Pengembangan itu memang harus tersentuh dengan kepemilikan dan ketersediaan petani dalam lahan-lahan ekstensifikasi yang dikembangkan. Jadi petani selain menggunakan mekanisasi yang full system tentu saja petani-petani itu harus dipersiapkan juga di sana dan kalau jumlah ratusan ribu itu tidak mudah," tambahnya.

Menurutnya dengan jumlah sebesar itu, dia perkirakan dibutuhkan 300 ribu petani untuk menggarap lahan sawah baru itu di Kalteng.

"1 Ha itu dibutuhkan minimal sekali 2-3 orang, kalau 200 ribu ha berarti 300 ribu orang harus dimukimkan di sana," ujarnya.

Karena keterbatasan jumlah petani, maka dibutuhkan untuk menyerap petani dari wilayah lainnya. Petani yang dicari juga harus bersedia untuk mengelola lahan itu secara berkelanjutan.

"Belajar dari kegagalan yang lalu kita kurang petani di situ jadi setelah selesai serbuan tanam, satu musim ditinggalkan lagi petani dan lahan jadi tertinggal lagi. Kami berharap di bawah koordinasi pak Menko kita persiapkan lebih matang lagi dari hal tersebut terutama dari petani terutama koordinasi pemerintah daerah dan transmigrasi yang ada," ucapnya.

Riset: Perokok Diduga Lebih Kebal Virus Corona, Tapi...

 Ilmuwan di dunia ini sepakat kalau perokok lebih rentan kena COVID-19. Namun data pasien corona cuma sedikit yang merokok. Apakah kebal?

Secara umum, para perokok berisiko lebih tinggi kena COVID-19 karena bulu tipis pada saluran pernapasan dan paru-paru untuk menyaring patogen, biasanya rusak karena zat beracun dari rokok. Namun kalau ditanya, berapa perokok yang dirawat di RS, jawabannya mengejutkan.

Dari Daily Mail Inggris, Rabu (13/5/2020) ada riset yang dilakukan Dr Nicola Gaibazzi di Parma, Italia. Diungkap bahwa dari 441 pasien COVID-19 yang dirawat di RS, hanya 5 persen yang perokok. Artinya, 95 persen pasien adalah bukan perokok atau mantan perokok.

Tapi, dari pasien COVID-19 yang merokok tersebut, risiko kematiannya tinggi. 47 Persen pasien COVID-19 yang merokok meninggal. Sedangkan kematian pasien COVID-19 yang tidak merokok adalah 35 persen dan kematian mantan perokok 31 persen.

Jika dirangkum, kesimpulan riset itu adalah meskipun perokok rentan terhadap virus Corona, hanya sedikit sekali pasien COVID-19 yang merokok. Namun sekalinya kena virus Corona, hampir separuhnya meninggal.

"Studi ini berguna karena ada dugaan perokok mungkin membawa semacam mekanisme perlindungan dari infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala," kata Gaibazzi.

Riset ini sudah diterbitkan di jurnal MedRxiv yang artinya masih dalam proses uji kebenaran. Namun, studi dari University College London (UCL) menunjukkan data yang mirip.

David Simmons dan tim membandingkan 28 studi dengan 23.000 perokok yang kena COVID-19 di China, Amerika, Korea Selatan, Prancis dan Inggris. Hasilnya, dari populasi perokok di negara-negara itu, yang kena COVID-19 cuma 10-25 persen, kecuali Korea Selatan yang hampir seluruh perokoknya kena COVID-19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar