Jumat, 22 Mei 2020

Viral Tegal Pesta Kembang Api, Berakhirnya PSBB Bukan Berarti Aman Corona

Pemerintah Kota Tegal mengakhiri masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada hari Jumat (22/5/2020). Alasannya dijelaskan Wali Kota Tegal, Dedy Yon, karena sudah tidak ada lagi kasus positif baru sejak tanggal 19 Mei 2020.
"PSBB yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Tegal, secara signifikan berhasil menekan penyebaran COVID-19. Hal itu terbukti per 19 Mei 2020 Kota Tegal nol positif COVID-19," kata Dedy kepada wartawan, Kamis (21/3/2020) malam.

"Namun Pemerintah Kota Tegal perlu melaksanakan ketentuan PSBB guna mengantisipasi penyebaran kembali COVID-19," ujarnya.

Penutupan PSBB dilaporkan akan diwarnai dengan penyemprotan disinfektan massal. Selain itu, di media sosial juga ramai edaran yang menyebut akan diadakan apel malem disertai dengan perayaan kembang api.

Di media sosial edaran ramai dibicarakan dengan beberapa warganet mengingatkan potensi kemunculan kembali kasus virus Corona di Tegal.

Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, pernah menjelaskan soal risiko gelombang kedua pada daerah yang kurva kasus Coronanya sudah landai. Berakhirnya PSBB bukan berarti suatu daerah aman karena virus sudah bersirkulasi secara luas.

"PSBB memang menghentikan transmisi virus, tapi tidak akan melepaskan suatu daerah dari bahaya sama sekali. Ini karena virus sudah bertransmisi secara global, maka kita harus bersiap dengan penularan baru," kata Riris beberapa waktu lalu.

Usia Muda Bisa Kena Corona, Bisa Tulari yang Tua Meski Tak Bergejala

Pemerintah mengingatkan kaum muda juga bisa terinfeksi virus corona COVID-19. Bahkan tetap bisa menulari yang tua, meski merasa sehat-sehat saja alias tidak punya gejala.
"Data yang kita miliki dan data yang dimiliki secara global memang pada kelompok usia muda lebih memiliki daya tahan yang lebih baik dari yang usia lanjut. Namun harus dipastikan bahwa bukan berarti yang kelompok muda ini tidak bisa terkena. Bisa kena dan tanpa gejala," kata Yuri dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube BNPB pada Sabtu (21/3/2020).

Menurut Yuri, kelompok usia muda dapat terpapar virus corona namun tidak memiliki gejala. Hal ini diakibatkan karena orang tersebut tidak melalukan isolasi diri sehingga dapat menularkan orang lain.

"Ini lah yang kemudian menjadi salah satu faktor cepatnya penyebaran. Karena kita terkena dan tanpa gejala dan kemudian tidak melakukan isolasi diri. Problem ini lah yang kemudian menjadi hal mendasar dan persebarannya jadi cepat. Apabila ini menyebar ke saudara-saudara kita yang usianya lebih tua dan rawan maka ini akan menjadi permasalahan yang serius untuk keluarga kita," ujar Yuri.

Yuri meminta kepada masyarakat kelompok usia muda untuk taat terhadap peraturan pemerintah dalam melakukan social distancing. Ini merupakan hal penting dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona.

Banyak Dijual di Lapak Online, Pemerintah: Ingat Klorokuin Obat Keras!

 Harga klorokuin di toko-toko online mulai naik hingga tembus jutaan rupiah. Hal ini diduga berkaitan dengan ramainya orang yang mencari dan membeli klorokuin usai diumumkan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai obat virus corona COVID-19.
Pantauan detikcom dari berbagai platform toko online pada Sabtu (21/3/2020), klorokuin ramai dijual dengan harga beragam. Mulai dari puluhan ribu bahkan ada yang sampai jutaan.

Terkait hal tersebut juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengimbau masyarakat tak perlu ramai-ramai membeli dan menyimpan klorokuin. Alasannya karena obat ini tidak bisa sembarangan dipakai.

"Sekali lagi klorokuin obat digunakan untuk penyembuhan, bukan untuk pencegahan. Oleh karena itu tidak perlu masyarakat kemudian membeli klorokuin dan menyimpannya," kata Yurianto dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (21/3/2020).

"Ingat klorokuin adalah obat keras yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Oleh karena itu kami mohon tidak ada persepsi yang salah," lanjutnya.

Presiden Jokowi sebelumnya mengaku sudah menyiapkan sekitar 3 juta klorokuin untuk melawan wabah virus corona. Obat ini biasanya dipakai untuk pasien penyakit malaria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar