Sabtu, 02 Mei 2020

DIY Prioritaskan Rapid Test dan Bantuan APD untuk Tenaga Medis

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) hari ini mendapatkan bantuan 4.000 Alat Pelindung Diri (APD) dan 14.400 Rapid Diagnose Test (RDT) dari BNPB. Semua bantuan itu segera akan didistribusikan dan khusus untuk RDT akan memprioritaskan tenaga medis.
Wakil Ketua Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Biwara Yuswantana mengatakan, bahwa sebelumnya DIY telah menerima 1000 APD dan 6000 RDT. Dimana kedua barang tersebut telah didistribusikan.

"Hari ini kita telah menerima dari BNPB 4000 APD dan 14.400 RDT, sekarang masih dalam proses disinfeksi. Bantuan ini dikirim melalui darat oleh OPD kita di Jakarta yakni Badan Penghubung Daerah (Bahubda DIY)," katanya saat jumpa pers di Gedung Pusdalops BPBD DIY, Jalan Kenari, Kota Yogyakarta, Sabtu (28/3/2020).

Lanjutnya, untuk APD akan diprioritaskan bagi Rumah Sakit rujukan COVID-19 dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas yang diidentifikasi oleh Dinas Kesehatan DIY. Selain itu, Rumah Sakit non rujukan yang merawat PDP juga akan mendapat bagian.

"Dan juga Rumah Sakit non rujukan (COVID-19) yang merawat PDP. Untuk mekanismenya dengan mengajukan permintaan APD, karena sebagai data pertanggungjawaban penggunaan dan distribusi APD ini," ucapnya.

Sedangkan untuk stok APD dipastikan masih cukup sampai minggu ini. Adapun persediaan sarana medis yang menipis adalah sarung tangan panjang dan masker N95. Terlepas dari hal tersebut, pihaknya akan mendistribusikan RDT kepada yang berhak, di mana pihaknya memprioritaskan untuk para tenaga medis.

"Penggunaan RDT test kit tersebut diprioritaskan untuk tenaga kesehatan yang merawat PDP, serta kerabat dan warga yang secara intens melakukan kontak dengan PDP," katanya.

Kedepannya, Biwara menyebut akan mengajukan pengadaan APD melalui anggaran belanja tak terduga senilai Rp 9,2 miliar. Mengingat APD dari BNPB hanya berupa cover all dan pelindung sepatu.

"Kita ajukan APD lengkap sekitar 18.400, data itu diperoleh dari Rumah Sakit, jadi sebulan butuh berapa diajukan ke kami dan jadi bahan pengajuan APD selama sebulan ini. Karena kalau bantuan dari BNPB hanya cover all (belum google), kalau belanja tak terduga ini APD lengkap," katanya.

5 Tips Aman Berolahraga di Tengah Pandemi Corona

Daya tahan tubuh yang kuat menjadi salah satu tameng utama menghadapi virus corona COVID-19. Olahraga teratur dikatakan bisa menjaga kebugaran dan imunitas tubuh.
Tapi dengan keharusan untuk isolasi dan membatasi jarak dengan lingkungan, bagaimana caranya menjagar rutinitas olahraga?

Ya tinggal olahraga saja, tidak usah banyak alasan. Banyak kok, pilihan olahraga yang bisa dilakukan di dalam rumah. Kalaupun sangat terpaksa harus keluar rumah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko.

Berikut, beberapa tips agar kamu tetap bisa olahraga dengan aman untuk menjaga kondisi kebugaran tubuh di tengah pandemi virus corona.

1. Kapan boleh dan tidak boleh olahraga?
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) menegaskan tidak ada rekomendasi untuk membatasi aktivitas fisik selama karantina atau isolasi, selama tidak ditemukan ada gejala. Jika mengalami demam, batuk, sesak napas, baru disarankan untuk setop latihan dan segera periksa ke dokter.

2. Olahraga seperti apa yang aman?
Apapun jenis olahraganya, kuncinya ada di volume dan intensitas. Latihan fisik dengan intensitas sedang dan tidak berlebihan bisa meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Misalnya cukup dengan naik turun tangga rumah selama 10-15 menit, 2-3 kali sehari.

Latihan fisik dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama akan memberikan efek sebaliknya, yakni menurunkan imunitas tubuh. Risiko infeksi justru akan meningkat.

Kurva 'J' yang menjelaskan hubungan antara intensitas olahraga dengan imunitas tubuh.Kurva 'J' yang menjelaskan hubungan antara intensitas olahraga dengan imunitas tubuh. Foto: Panduan Hidup Aktif PDSKO
3. Bagaimana mengukur intensitas?
Bagi yang memiliki perangkat semacam fitness tracker atau sportwatch, intensitas olahraga bisa dengan mudah dimonitor lebih akurat. Tapi tidak harus dengan alat mahal, tes bicara juga sangat bisa diandalkan untuk mengukur intensitas.

Jika saat latihan seseorang masih bisa bicara meski terengah-engah, bisa dikatakan intensitas latihannya ada di level sedang. Sedangkan jika sudah tidak bisa bicara, itu berarti ada dalam intensitas tinggi.

4. Apa saja menu olahraga yang dianjurkan?
Ada tiga komponen penting dalam olahraga untuk menjaga kebugaran yakni aerobik, kekuatan otot, dan peregangan. Aerobik bisa dilakukan dengan jalan cepat keliling rumah, naik turun tangga di dalam rumah, lompat tali, atau dance. Latihan kekuatan otot contohnya push up, squat, dan berbagai gerakan simpel lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar