Jumat, 01 Mei 2020

Kisah Pewaris Chanel, Jatuh Bangun Kembangkan Produk Mewah

Alain Wertheimer adalah pria asal Prancis pewaris House of Chanel. Bisa dibilang dia salah satu orang yang mujur karena lahir dari keluarga kaya raya.

Dilansir dari Forbes, Selasa (28/4/2020), di usianya yang sudah menginjak 71 tahun kekayaannya sebesar US$ 20,5 miliar atau setara Rp 307,5 triliun (kurs Rp 15.000/US$).

Awalnya, merek mewah House of Chanel didirikan oleh kakeknya, Pierre Wertheimer pada tahun 1909. Kemudian diwariskan oleh sang anak dalam hal ini ayah dari Alain, Jacques Wertheimer.

Setelah sang ayah meninggal pada 1996, Alain bersama saudaranya, Gerard Wertheimer mengambil alih bisnis Chanel tersebut. Berkat tangannya, kini Chanel menjadi merek mewah yang semakin berkembang tak hanya menjual pakaian, tapi juga parfum, kosmetik, perhiasan, dan jam tangan.

Tentu tidak mudah baginya meneruskan bisnis keluarga. Bisnisnya sempat mengalami resesi global awal 1990-an, tetapi pertengahan 1990-an sudah pulih kembali.

Dia memiliki beragam cara untuk menanggulangi kemerosotan kinerja. Pada tahun 1996, ia mengakuisisi Holland & Holland, produsen senjata eksklusif dan Bell & Ross, sebuah brand jam tangan. Tak lama, ia meluncurkan aksesoris bertuliskan nama Chanel.

Pada 1974, Chanel sempat menghadapi penurunan penjualan parfum sehingga gerai penjualannya dikurangi, dari sebelumnya 18.000 rak menjadi 12.000 rak di setiap gerai.

Bahkan penjualan di Amerika Serikat (AS) menurun drastis. Kondisi tersebut otomatis menyumbat penjualan parfum. Alain tak tinggal diam, ia mengimbangi penurunan penjualan parfum dengan menginvestasikan jutaan dolar AS di bidang kosmetik.

Tak hanya itu, Alain juga sempat menunjuk mendiang Marilyn Monroe menjadi ikon parfum Chanel pada era 1950-an. Tahun 2012, Alain menunjuk Audrey Tautou, aktris yang membintangi film The Da Vinci Code, sebagai ikon baru parfum Chanel. Hasilnya, penjualan parfum Chanel kembali meroket.

Teh Susu Bikin Pria Ini Masuk Jajaran Terkaya di China

Jiang Jianqi, seorang pedagang yang sukses masuk dalam deretan orang terkaya di China hanya karena berjualan teh susu saja. Berdasarkan catatan Forbes, Jianqi berada di urutan ke 318 orang terkaya di China dengan total kekayaan mencapai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,2 triliun mengacu kurs Rp 16.000 per dolar AS.

Apa yang membuat bisnis teh susu milik Jianqi ini mampu menghantarnya menjadi salah satu orang terkaya di Negeri Tirai Bambu ?

Untuk diketahui, Jianqi merupakan salah satu pendiri dan pemimpin Xiangpiaopiao Food, pemasok teh susu instan terbesar di China. Saking lakunya, perusahaan tersebut sudah terdaftar di Bursa Efek Shanghai sejak 30 November 2017 lalu.

Xiangpiaopiao memiliki 1.095 distributor di China pada akhir September 2017 yang mencakup semua provinsi di sana.

Maka tak heran, bisnis itu mampu membuat Jianqi jadi salah satu orang tajir di China. Namun, ternyata kesuksesan tersebut tidak ia peroleh secara instan.

Berasal dari Provinsi Zhejiang, Jiang sebelumnya bekerja untuk Administrasi Kereta Api Shanghai setelah lulus dari sekolah teknik menengah.

Tak lama dia bekerja di sana lalu memutuskan untuk mencoba bekerja di pabrik pembuatan mangkok nasi dari besi hingga pabrik makanan.

Singkat cerita, dia mulai menekuni bisnisnya sendiri, dia sempat menjajal bisnis es krim. Namun lambat laun disadari bahwa es adalah produk musiman. Penjualannya pada musim dingin akan turun tajam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar