Selasa, 04 Agustus 2020

Gara-gara Virus Corona, Tas Gucci Naik Harga

Penggemar brand Gucci sepertinya harus merogoh kocek lebih dalam jika ingin membeli produknya. Gara-gara pandemi virus Corona, Gucci memutuskan menaikkan harga untuk koleksi tas.

Kenaikan harga ini harus terjadi untuk menutupi penurunan penjualan di kuartal 1 dan kuartal 2, yakni masa ketika pandemi COVID-19 baru terjadi. Pada saat itu hampir semua toko ditutup karena aturan lockdown begitu pula impor barang yang memerlukan regulasi rumit dan lama.

Hal itu menyebabkan banyak industri fashion loyo, terutama sektor produk branded serta high-end. Tak hanya Gucci yang harus kerja keras mengembalikan angka penjualan agar tetap stabil. Chanel hinggaa Louis Vuitton juga terpaksa menerapkan penyesuaian harga.

Berdasarkan laporan dari para analis di Jefferies, kenaikan harga tas akan berkisar antara lima sampai sembilan persen untuk tipe tas Gucci tertentu. Beberapa di antaranya Dionysus dan Zumi.

Kenaikan harga ini akan berdampak di China, Italia dan Inggris. Sebelumnya keputusan menaikkan harga barang memang sudah diprediksi para analis akan terjadi di masa pandemi.

"Kami tidak kaget kalau Gucci, brand dengan posisi pasar tinggi, akan mengikuti kebijakan penyesuaian harga sebagai usaha untuk mengurangi tekanan pendapatan," kata analis Cereda, seperti dikutip dari Hypebae.

Sebelumnya pada Mei 2020, Chanel mengumumkan akan menaikkan harga beberapa tas ikonik seperti Boy Bag, Gabrielle, Chanel 11.12, Chanel 2.55 dan Chanel 19. Kenaikan harga ini juga merupakan imbas dari pandemi virus Corona.

Seperti diberitakan Reuters, bahan mentah untuk produksi tas premium, kini menjadi langka karena banyak pabrik tekstil maupun produsen kulit yang tutup. Hal itu menyebabkan harga bahan mentah melonjak yang mengakibatkan harga produksi juga naik.

Serial Malaysia Dikritik Rasis karena Tampilkan Tokoh Berkulit Hitam Legam

Sebuah serial drama Malaysia dikritik karena menampilkan karakter wanita berkulit hitam legam. Siaran TV berjudul 'Dayang Senandung' itu dianggap sebagai tindakan rasisme terhadap orang kulit hitam.

Namun produser sinetron, Haji Zeel, bersikeras menampik tudingan itu. Menurutnya karakter berkulit hitam itu justru ingin menghargai orang-orang kulit gelap.

Kepada Malay Mail seperti dikutip dari Nextshark, Haji Zeel atau yang akrab disapa Fadzil, mengatakan bahwa penggambaran karakter tersebut tidak bertujuan dan tidak akan menyinggung orang kulit hitam. Sebab karakter ini diambil dari sebuah legenda mitologi.

"Sebagai produser, kami hanya ingin membuat cerita berdasarkan dongeng mitologi. Drama kami tidak menghina orang berkulit hitam. Melainkan kami memuliakan mereka di dalam cerita ini," kata Fadzil.

Meskipun dihujani kritik, serial 'Dayang Senandung' akan terus lanjut diproduksi. Fadzil mengatakan bahwa karakter tersebut akan diceritakan menjadi 'cantik kembali'.

"Sejauh ini (tidak ada rencana syuting ulang) karena cerita dan karakternya sudah dapat lampu hijau ketika kami mengajukannya awal tahun ini. Karakter Dayang akan berubah menjadi cantik lagi di akhir cerita," jelasnya.

'Dayang Senandung' mengisahkan seorang putri yang dikutuk kulitnya jadi hitam saat lahir. Dia dikutuk seorang rakyat jelata yang dihukum mati atas kesalahan yang tidak dilakukannya.

Berdasarkan legenda, sang putri kerap di-bully dan dianiaya saat kecil hingga remaja. Sebelumnya film dengan kisah yang sama juga pernah rilis pada 1960-an, di mana sang aktris juga dicat dengan warna hitam untuk menggambarkan karakter Dayang Senandung.

Serial ini jadi viral dan menuai kontroversi setelah Wani Kayrie, aktris Malaysia yang memerankan Dayang Senandung, mengunggah video di Tiktok. Ia terlihat menari saat wajahnya masih bercat hitam sehingga menimbulkan spekulasi bahwa dirinya bersikap rasis.

Pendapat netizen pun terbagi dua menanggapi kasus ini. Ada yang mengritik, ada pula yang membela serial tersebut.
https://nonton08.com/big-booty-neighborhood-wives-3-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar