Minggu, 02 Agustus 2020

Hoax Corona Menjamur, Ini Alasan Psikologis Seseorang Sebar Berita Bohong

Hoax atau informasi menyesatkan mengenai virus Corona seperti tidak ada habisnya. Mulai dari bawang putih bisa menyembuhkan Corona hingga cuaca panas bisa membunuh COVID-19 sampai saat ini masih sering dibagikan banyak orang di lini masa.
Bahkan tak sedikit public figure yang terang-terangan menyebarkan hoax mengenai COVID-19 di platform sosial media pribadi mereka. Tentunya informasi yang tidak tepat bisa membahayakan baik bagi diri sendiri maupun komunitas.

Ada beberapa alasan psikologis yang mendasari mengapa seseorang cenderung suka menyebar hoax. Seseorang bisa saja dengan sengaja menyebarkan berita hoax dengan tujuan memancing keributan atau provokasi.

"Malah sebagian besar biasanya pintar, dan memposting berita bohong, hoax, provokatif agar orang-orang marah," ucap spesialis kejiwaan dr Andri SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Alasan lain bisa saja seseorang yang menyebarkan berita hoax memiliki kecemasan berlebihan sehingga cenderung menyebarkan informasi tanpa mencari tahu terlebih dahulu soal kebenarannya.

Mereka yang percaya akan hoax ternyata juga datang dari kalangan berpendidikan. Diberitakan detikcom sebelumnya, Dr Roby Muhamad, Ilmuwan Sosial dari Universitas Indonesia menuturkan orang berpendidikan percaya hoax karena mereka cenderung lebih percaya diri pada apa yang mereka yakini.

"Bukan mereka tidak melihat datanya, mereka melihat data itu muncul dan ada ketidakpercayaan," ujar Dr Roby.

Tak hanya soal hoax atau informasi yang tidak benar, di masa pandemi Corona juga banyak beredar seputar teori konspirasi. Ahli psikologi dari University of Kent, Inggris, Karen Douglas, menyebut seseorang cenderung percaya pada konspirasi saat berada di masa yang tidak pasti.

"Orang-orang tertarik pada teori konspirasi selama periode krisis dan ketidakpastian, dan sekarang ini tentu saja kita sedang berada di masa itu," kata Karen mengutip HuffPost.

Anji Umbar Klaim 'Penemu' Antibodi COVID-19, Pakar Ingatkan Bahayanya

 Musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji kembali membuat heboh dunia media sosial. Kali ini melalui akun Youtube-nya ia menampilkan seseorang yang mengaku pakar mikrobiologi. Pakar mikrobiologi yang dimaksud bernama Profesor Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat atau ramuan herbal antibodi yang diklaim sudah mengobati ribuan pasien Corona.
Video ini pun mengundang banyak pertanyaan dari warganet yang melihatnya. Mulai dari sumber temuan obat ini hingga mempertanyakan si narasumber yang diundang Anji dalam videonya kali ini.

Menanggapi hal ini, ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Anji ini bisa merugikan masyarakat. Menurutnya, identitas narasumber yang diundang tidak meyakinkan.

"Dia maksudnya apa sih ya? Nggak ada yang tahu bahwa dia (narasumber) itu mikrobiologis. Itu merugikan masyarakat, masyarakat gampang sekali dibohongi oleh selebriti yang pengen populer," tegas Pandu saat dihubungi detikcom, Minggu (2/8/2020).

Menurut Pandu, jika hal seperti yang dilakukan Anji dibiarkan terus-menerus terjadi, masyarakat juga akan terus dibohong-bohongi soal virus Corona ini. Hal ini berujung membuat masyarakat semakin bingung menyikapi pandemi ini.

"Ya kalau ini dibiarkan terus, masyarakat akan dibohong-bohongi terus," ujar Pandu.

Dampaknya, menurut Pandu, masyarakat bakal semakin tidak patuh. Misalnya tidak mau pakai masker dan menganggap masker menghalangi kebebasan, lalu tidak mengikuti anjuran pemerintah.

"Iya jadi tidak peduli," tegasnya.

"Jadi sudah waktunya orang-orang yang menyebarkan berita bohong itu ditindak tegas, termasuk Anji," pungkasnya.
https://cinemamovie28.com/pokemon-mewtwo-strikes-back-evolution/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar