Kamis, 06 Agustus 2020

Kenapa Diabetes Banyak Jadi Penyakit Penyerta pada COVID-19? Ini Penjelasannya

Merebaknya wabah virus Corona COVID-19 yang menjadi pandemi di dunia, menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah masyarakat. Hal ini terutama dirasakan oleh para penyandang penyakit-penyakit komorbid yang disebut bisa memperburuk kondisi seseorang yang terinfeksi virus Corona, salah satunya adalah diabetes.
Diabetes atau diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang terjadi akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin yang cukup. Dengan kata lain, tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi tubuh secara efektif. Bagaimana diabetes ini bisa memperburuk kondisi seseorang yang terinfeksi COVID-19?

Dokter spesialis endokrin, dr Roy Panusunan Sibarani, SpPD-KEMD, FES, mengatakan jika seseorang yang sudah mengidap diabetes kemudian terinfeksi COVID-19, kondisinya sudah fatal. Sebab, orang diabetes itu imunitas atau sistem kekebalan tubuhnya sangat rendah.

"Kalau dia kena diabetes dan COVID-19, itu sudah fatal, nggak bisa kita tolong. Orang diabetes itu imunitasnya rendah, lalu dimasukin COVID-19 akan semakin rentan," jelas dr Roy melalui diskusi daring, Rabu (5/8/2020).

Selain itu, dr Roy juga menyebutkan 4 hal yang menjadi alasan diabetes bisa memperburuk kondisi orang yang terinfeksi COVID-19.

1. Imunitas menurun
Orang yang mengidap diabetes daya tubuhnya atau imunitasnya menurun. Saat titik gula darah tinggi, kemampuan sel-sel yang membuat zat-zat imunitas akan berkurang.

2. Pembuluh darah yang rusak
Pada pengidap diabetes yang sudah lama, pembuluh darahnya rusak. Itu bisa membuat organ-organ tubuh lainnya juga rusak.

3. Faktor usia
Umumnya pengidap diabetes berusia lanjut. Kebanyakan dari mereka berusia di atas 60 tahun, di mana pada kondisi itu membuat kesehatan tubuh semakin memburuk.

"Contohnya nggak mau minum, usia segitu jarang minum. Akibatnya akan membuat stres bertambah, lalu penyakit juga bertambah," kata dr Roy.

4. Adanya penyakit penyerta lainnya
Pada pengidap diabetes, banyak penyakit lain yang mengikuti. Misalnya seperti darah tinggi, kolesterol, dan asam urat. Dengan kondisi ini, orang tersebut akan semakin buruk jika terinfeksi COVID-19.

"Jadi ada penyakit yang ngikut, dia jadi semakin rentan sekali untuk terjadinya perburukan kalau kena (COVID-19)," jelasnya.

Jahe Bisa Dongkrak Libido, Mitos atau Fakta?

 Jahe dikenal sebagai ramuan penghangat dan dipercaya dapat memperbaiki sirkulasi darah di dalam. Bagi kesehatan seksual, jahe juga punya khasiat mendongkrak libido.
Ini diungkap antara lain oleh Simone Matthews, penulis sekaligus pendiri UniversalLifeTools.com. Dikutip dari SBS, Matthews tak sengaja menemukan efek ini saat mengonsumsi jahe untuk mengatasi flu dan pileknya.

"Saya menemukan bahwa saya merasakan semacam keinginan yang lebih besar, untuk berhubungan intim dengan suami saya," katanya.

Ahli bedah saraf Dr Charlie Teo membenarkan bahwa jahe dapat meningkatkan libido. Dia sering menggunakan jahe sebagai obat bagi pria yang mengalami masalah libido.

Sebuah studi diterbitkan dalam jurnal Translational Andrology and Urology tahun 2017 mengatakan jahe banyak digunakan sebagai stimulan peredaran darah. Selain itu, jahe juga dapat membantu pria dewasa meningkatkan libido dan mengobati disfungsi ereksi.

Libido rendah antara lain disebabkan oleh kurangnya asupan mineral. Makanan hangat seperti jahe dan ginseng bisa mengatasi masalah tersebut.
https://kamumovie28.com/bridezilla/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar