Kamis, 30 Januari 2020

Awas! Main dengan Anjing Dingo Australia Bisa Kena Sanksi

Dingo merupakan anjing khas Australia yang menarik perhatian turis. Tapi di Queensland, turis dilarang untuk berinteraksi dengan hewan ini. Bisa kena denda.

Anjing dingo, merupakan hewan endemik Australia. Layaknya kangguru, berfoto dengan anjing ini juga menjadi salah satu atraksi tempat wisata di Australia.

Namun beberapa waktu lalu, seekor dingo menyerang balita di Pulau Fraser, Queensland. Karena insiden tersebut, justru makin banyak traveler yang mengincar foto-foto dingo, seperti yang diintip detikcom dari News Australia, Sabtu (4/5/2019).

Kecelakaan tersebut menuai banyak respon. Para pejabat negara bagian Queensland di Australia mendesak pemerintah untuk mengevaluasi manajemen populasi di Pulau Fraser. Sedangkan para tetua aborigin mengatakan sistem tersebut tidak berfungsi.

"Kami ingin mengingatkan orang-orang bahwa tanah air tradisional kami adalah hutan belantara yang masih asli, yang memiliki hewan-hewan berbahaya yang dapat membahayakan orang yang Anda cintai," kata Butchulla Aboriginal Corporation dalam sebuah pernyataan kepada The Courier Mail.

Para tetua aborigin juga menambahkan untuk tidak menyalahkan dingo karena mecoba untuk berinteraksi dengan mereka. Dingo adalah hewan liar yang cukup berbahaya di Pulau Fraser.

Untuk itu pemerintah negara bagian Queensland mengeluarkan peraturan baru terkait dengan dingo. Menarik perhatian dingo adalah bentuk pelanggaran hukum di Queensland.

Turis yang berusaha untuk berinteraksi dengan dingo akan dihukum. Wisatawan yang memberi makan atau menarik perhatian dingo di tempat rekreasi dapat didenda atau dituntut.

Menteri Lingkungan Hidup Leeanne Enoch mengumumkan langkah-langkah peninjauan dan eksplorasi serta cara untuk meningkatkan kemitraan Pemerintah Negara Bagian dengan orang-orang Butchulla, penduduk tradisional Pulau Fraser.

Dari tinjauan akan ditentukan langkah untuk keamanan 400.000 pengunjung ke pulau itu setiap tahunnya.

"Manajemen dingo pada K'gari (Pulau Fraser) adalah rumit dan pemerintah berkomitmen untuk mendukung populasi dingo yang berkelanjutan dan sehat sambil meminimalkan risiko terhadap keselamatan manusia dan kesejahteraan dingo," ujar Enoch. 

Aneka Tradisi Sambut Ramadhan di Indonesia

Bulan puasa sudah di depan mata. Untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan, beberapa daerah di Indonesia punya tradisi yang khas dan sarat makna.

Bulan Ramadhan hanya tinggal menghitung hari. Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali tradisi yang diadakan tiap daerah untuk menyambut datangnya bulan suci.

Selain sebagai tradisi yang menyatu dengan budaya, kegiatan ini juga menjadi hal yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Sabtu (4/5/2019) inilah beberapa daerah dengan tradisi sambut Ramadhan yang jadi atraksi wisata.

1. Tradisi santap daging bersama di Aceh

Di mulai dari ujung barat Indonesia, Aceh punya cara sendiri untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Dua hari sebelum puasa, masyarakat Aceh akan melakukan tradisi Meugang.

Meugang adalah tradisi santap daging bersama yang sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Saat Meugang semua orang statusnya sama baik orang kaya ataupun miskin. Mereka semua beli daging untuk dimakan bersama keluarga. Tradisi Meugang ini sudah dilakukan sejak masa Sultan Iskandar Muda memimpin Aceh.

Kala itu, sebulan sebelum Meugang kepala desa sudah menerima surat untuk mendata warga miskin di desanya. Setelah sultan melihat semua data yang dikumpulkan, menjelang Meugang baru dikirim uang kepada warga untuk membeli hewan ternak.

Dalam literatur buku 'Singa Aceh', disebutkan bahwa sultan sangat mencintai rakyatnya baik fakir miskin atau pun kaum dhuafa. Orang tidak mampu kala itu menjadi tanggung jawab sultan. Dia kemudian mengeluarkan satu qanun yang mengatur tentang pelaksanaan Meugang.

Lambat laun, Meugang menjadi tradisi bagi masyarakat Aceh yang mayoritas Islam. Meski modelnya berbeda dengan masa kesultanan, makna terkandung di baliknya sama. Perayaan ini juga bagian dari kegembiraan menyambut Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar