Kamis, 30 Januari 2020

Tumbuhan Langka dan Air Terjun 'Niagara' di Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB) Boyolali resmi diluncurkan. Di sana dapat dijumpai tumbuhan langka hingga air terjun ala Niagara.

Kebun raya yang menempati lahan seluas 8,9 hektar itu memiliki koleksi 6.707 tanaman, termasuk berbagai tumbuhan langka khas hutan hujan dataran rendah Jawa bagian timur. Kebun raya ini menjadi tempat wisata di Boyolali yang baru.

Pembangunan KRIB yang bekerja sama dengan LIPI tersebut dibangun sejak tahun 2016 lalu. Pembangunan secara bertahap dan Pemkab Boyolali mengucurkan anggaran sekitar Rp 40 miliar.

"Dari 28 point infrastruktur yang harus dibangun sesuai master plan, tinggal satu yang belum terbangun yakni gedung pesanggrahan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Totok Eko YP, dalam acara launching KRIB Jumat sore (3/5/2019).

Dikemukakan dia, selain sebagai tuang terbuka hijau, kebun raya ini juga untuk menjaga keaneka-ragaman hayati. Sesuai dengan tema tanamannya adalah konservasi tanaman hutan hujan dataran rendah Jawa bagian timur.

"Saat ini sudah terkoleksi 6.707 tanaman dan sudah tertanam 987 tanaman," jelasnya.

Selain tanaman, di KRIB ini juga memiliki sejumlah koleksi lainnya. Antara lain taman labirin, patung Mahesa Jenar yang sedang mengeluarkan jurus ajian Sosro Birowo. Patung ini sangat besar dan memiliki tinggi 17 meter. Ada pula air terjun buatan yang dinamakan air terjun Niagara. Juga ada danau kecil dan arena mainan anak serta flying fox.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati, mengatakan KRIB merupakan kebun raya yang ke-12 dari total nantinya sebanyak 39 kebun raya yang dikelola LIPI. Koleksi di KRIB adalah tanaman hutan hujan dataran rendah Jawa bagian timur.

Menurut dia, launching ini bukan berarti pembangunannya telah selesai. Namun masih banyak pembangunan yang harus dilakukan di KRIB, termasuk pengembangan serta penambahan koleksi tanamannya. Launching dilakukan karena telah memenuhi persyaratan yang ditandaskan oleh LIPI. Kebun Raya memiliki lima fungsi yaitu konservasi, penelitian, pendidikan, jasa lingkungan dan pariwisata.

"Tentu saja tidak berhenti di sini. Ini awal kegiatan lain. Masih banyak yang harus dilakukan. Nanti akan terus berproses. Kebun Raya Bogor saja yang umurnya sudah 202 tahun umurnya, setiap tahun masih ada proses menambah tematik," jelas Enny.

Tanaman tematik di KRIB, antara lain paku-pakuan, buah-buahan, obat-obatan, dan bambu. "Dan ini masih terus berproses," imbuh dia.

Ciri khas dari KRIB yakni berbagai tanaman dari wilayah hutan hujan dataran rendah Jawa bagian timur. Sehingga beda dengan Kebun Raya di daerah lain.

"Paling tidak mengumpulkan tumbuhan langka di Jawa untuk dataran rendah yang memang sudah terancam punah di alam, perlu didatangkan di sini. Tidak hanya di boyolali, tapi semua yang ada di Jawa atau yang ecoregion-nya sama untuk ditanam disini. Tadi saya sebutkan mengenai Trenggulun itu khas dari Boyolali yang sudah langka. Mudah-mudahan nanti masyarakat bisa memperbanyak Trenggulun untuk makanan khas disini, bisa diolah," paparnya.

Sementara itu Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengatakan pembangunan KRIB masih akan dilanjutkan. Pihaknya sudah merancang, akan memasang lampu-lampu hias untuk kegiatan wisata malam.

"Nanti ada air mancur di sini dan lampunya bisa menari-nari," ujar Seno.

Pihaknya juga sudah merancang, di KRIB akan dibangun replika bahtera Nabi Nuh yang dilengkapi dengan lukisan sepanjang 38 meter. Akan dilukis oleh seniman dari sejumlah daerah.

Untuk kegiatan pariwisata, Bupati berencana akan melakukan roadshow ke berbagai kota di Indonesia. Selain itu juga akan meminta masukan dari biro-biro perjalanan sebagai bahan evaluasi.

"Ini baru tahapan awal, tapi saya yakin ini cukup menarik karena setiap sudutnya cukup artistik. Jalannya mudah terjangkau, silahkan berbondong-bondong ke sini. Bayarnya setelah lebaran saja," pintanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar