Selasa, 28 Januari 2020

Ramaikan Ramadhan di Perbatasan, Kemenpar Siap Gelar Festival Sahur

Di bulan Ramadhan ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengoptimalkan kunjungan wisatawan crossborder atau di perbatasan. Berbagai strategi tetap dijalankan, seperti Festival Sahur ke-17 yang akan berlangsung di Mempawah, Kalimatan Barat.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, agenda yang akan digelar pada pada 17-18 Mei 2019 ini bisa memperkuat program Festival Crossborder yang dilakukan Kemenpar.

"Selain dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Mempawah. Diharapkan event ini juga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Mempawah," ujar Arief, dalam keterangan tertulis, Jumat (10/5/2019).

Festival Sahur Sahur berisi lomba musik perkusi tanpa nada yang bersumber dari kearifan lokal Mempawah. Sejak lama, masyarakat Mempawah terbiasa membangunkan sahur pada bulan Ramadhan dengan cara berkeliling sambil memainkan alat yang dipukul seperti kentongan bambu, jerigen, kaleng, dan lainnya. Untuk melestarikan dan mengembangkannya, makanya digelar parade lomba musik sahur ini.

Sementara itu, Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pemasaran I Regional II, Adella Raung, mengatakan, Festival Sahur Sahur Mempawah ini adalah satu-satunya di Kalimantan Barat.

"Festival perkusi ini juga merupakan yang terbesar dilaksanakan setiap tahunnya di Kalimantan Barat," ungkap Adella.

Lebih lanjut, Adella mengatakan setiap tahun Festival Sahur Sahur Mempawah selalu ramai dikunjungi masyarakat.

"Dengan adanya acara ini diharapkan makin banyak lagi orang yang datang, bukan hanya dari Kalimantan Barat, tapi juga dari daerah lain," ujar Adella.

Kabid Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sapto Haryono menjelaskan, Kalimantan Barat punya 3 Pos Lintas Batas Negara, posisinya berada Entikong, Aruk, dan Badau.

"Dengan promosi pemasaran wisata yang gencar, diharapkan kunjungan wisatawan dari negara tetangga dapat meningkat," ujar Sapto.

Dalam gelaran kali ini, Pemerintah Kabupaten Mempawah mempercayakannya pada Galaherang Kreasindo dengan membatasi peserta hanya 200 grup. Masing-masing grup terdiri dari 10 orang.

Lomba dibagi 2 kategori, dewasa dan pemula. Lomba perkusinya sendiri berlangsung malam hari. Pada 17 Mei 2019 merupakan babak penyisihan dan final pada 19 Mei 2019.

Daya tarik Festival Sahur Sahur terdapat pada atraksi masing-masing grup ketika berjalan memainkan alat perkusi dan meneriakkan kalimat sahur. Lalu, diiringi pula syair selawat dengan improvisasi masing-masing grup.

Pentingnya Menjaga Daerah Aliran Sungai untuk Sarana Ekowisata

Isu lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) selalu mengemuka. Sebab, masih banyak masyarakat yang memiliki kesadaran rendah akan fungsi dan peran sungai. Indonesia Ecotourism Network (INDECON), Ary Suhandi mengatakan sungai memiliki multifungsi dan berpotensi besar untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai tersebut.

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Produk Ekowisata Berbasis Sungai yang digelar oleh Kemenpar di Swiss Belhotel Danum, Palangkaraya.

Ary menyatakan, sebelum tercetus gagasan ekowisata berbasis sungai, sudah ada Heart of Borneo atau jantung Borneo. Yaitu program konservasi dan pembangunan berkelanjutan di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan, yang juga mencakup sebagian wilayah Brunei Darussalam.

Menurutnya, program ini telah disepakati bersama antara ketiga negara untuk dikelola berdasarkan prinsip-prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Istilah Heart of Borneo atau HoB kemudian digunakan sebagai nama suatu inisiatif tiga negara tesebut yang telah dideklarasikan pada 12 Februari 2007. Inisiatif HoB mengusung program konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang tertuang dalam Rencana Aksi Strategis (Strategic Plan of Action/SPA).

Kawasan HoB di antaranya sudah termasuk beberapa kawasan lindung. Seperti Batang Ai National Park, Lanjak Entimau Wildlife Sanctuary, Gunung Mulu National Park, Crocker Range National Park, Kinabalu National Park di Malaysia, Kayan Mentarang National Park, Bukit Baka Bukit Raya National Park, Danau Sentarum National Park di Indonesia, dan Ulu Temburong National Park di Brunei.

"Sungai di kawasan HoB, dengan budaya dan kehidupan masyarakat di sekitarnya, adalah aset pariwisata dan merupakan daya tarik bagi wisatawan," ujar Ary dalam keterangan tertulis, Jumat (10/5/2019).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar