Kamis, 30 Januari 2020

Yuk, Intip Simulasi Dashboard Project Management Kemenpar

Simulasi yang satu ini benar-benar beda. Ada warna baru. Pengetahuan baru. Keseruan baru. Dan semua experience ini, hanya bisa ditemui di Bimtek Dashboard Project Management Transformer Solo.

Semua jeroan Dasboard Project Management Kemenpar ditampilkan. Tools 'perang' berbasis teknologi digital itu diperlihatkan ke peserta Bimtek. Bahkan PIC PIC Danau Toba (Sumut), Bangka Belitung (Babel).

Kemudian Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu dan Kota Tua (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara), ikut turun langsung membedahnya satu-satu.

Semua layar yang memantau aktivitas utama di Kementerian Pariwisata itu terlihat jelas. Pergerakan angka-angkanya terpantau.

"Perkembangan bisa dilihat real update dari tools ini. Sangat keren," ungkap Wakil Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP Bidang Project Management Kemenpar, Mohamad Bachrum Artadi dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2019).

Angka turun, naik, stagnan, langsung tampil di layar. Semua hasil kerja langsung terkoneksi dan terhitung dengan sangat tepat.

Semua angka tadi muncul dengan indikator yang jelas. Semua didasarkan pada TTCI Tour and Travel Competitiveness Index di World Economic Forum (WEF). Standarnya global. Dari mulai pengembangan kawasan, land clearing, ground breaking, pembangunan fisik, selesai berapa persen, laporan kemajuannya, semua bisa langsung terpantau di layar.

"Pertama, kita harus selalu menggunakan standar global, ukuran-ukuran yang dipakai dunia internasional. Kita harus bisa mengukur, dan menghitung posisi kita berada di mana? Kalau nggak bisa mengukur, Kita enggak akan bisa mengatur," tambah Bachrum.

"Data-data itu terus bergerak. Terutama capaian laporan kemajuannya. Sekarang kami sedang membangun fitur-fitur baru bersama Telkom. Yang lebih cepat. Simpel. Dan bisa lebih menganalisa pergerakan kemajuan," kata dia.

Menpar Arief Yahya memang selalu berpatokan, hasil yang luar biasa caranya pasti tidak biasa. Hasil yang luar biasa hanya bisa didapatkan dengan cara yang tidak biasa.

"Caranya adalah go digital! Karena semakin digital semakin personal, semakin digital, semakin global, dan semakin digital semakin profesional," kata Arief.

"Semua lini, dari marketing (pemasaran), pengembangan destinasi dan industri, sampai kelembagaan dan SDM, semua berbasis pada digital. Simulasi Dashboard Project Management Kemenpar yang dibuat tim Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata juga menggunakan teknologi digital. Inilah bagian dari winning for the future customers!" ujarnya.

Menpar Undang Wisman Timteng ke Indonesia Melalui Tourism Hub

 Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak para wisatawan mancanegara asal Timur Tengah untuk memanfaatkan program Tourism Hub. Caranya, dengan memanfaatkan konektivitas yang lebih baik di negara-negara tetangga Indonesia. Seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, untuk meneruskan perjalanan ke Indonesia.

Ajakan tersebut disampaikan Arief saat menghadiri Gala Dinner Indolevant Travel Mar 2019. Kegiatan ini diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Amman Kerajaan Yordania Hasyimiah merangkap Negara Palestina. Gala Dinner berlangsung di W Hotel, Amman Yordania.

Selain Menteri Pariwisata, acara ini juga dihadiri Minister of Transportation of Jordan H.E. Eng. Anmar Al Kasawneh, Dubes RI untuk Jordan dan Palestina Andy Rachmianto, Secretary General of the Ministry of Tourism of the Hashemite Kingdom of Jordan, Mr. Issa Gammoh, serta Assistant Minister of Tourism of the State of Palestine Mr. Majed Ishaq.

Gala Dinner dilakukan sekaligus pembukaan Indolevant Travel Mart yang diselenggarakan di City Mall Amman, Yordania.

"Kita mengajak wisatawan Timur Tengah untuk berkunjung ke Indonesia. Jika belum ada direct flight, mereka bisa menggunakan Tourism Hub yang dengan memanfaatkan negara-negara tetangga. Seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand," tuturnya, Sabtu (4/5/2019).

Buat Arief, Timur Tengah sangat penting buat pariwisata Indonesia. Menurutnya, di tahun 2019 target pariwisata Indonesia adalah kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara. Dari total jumlah itu, sekitar 5 juta, atau 25%, ditargetkan dari kunjungan wisata halal.

"Berbicara promosi pariwisata di Timur Tengah, sudah pasti tentang wisata halal. Kita menyadari pentingnya wisata halal buat Indonesia. Oleh karena itu, kita dengan bangga memberitahu jika Indonesia adalah nomor satu sebagai destinasi wisata halal. Hal ini berdasarkan MasterCard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Kita percaya penghargaan ini membuat wisatawan dari negara muslim akan mengunjungi Indonesia saat musim libur," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar