Selasa, 28 Januari 2020

KLHK Ajak Pemudik Lebih Bijak dengan Sampah Plastik

Tradisi mudik selalu dinanti oleh traveler yang merayakan Lebaran. Di momen tersebut, KLHK kembali ingatkan pemudik agak lebih bijak dengan kantong plastik.

Bukan rahasia umum, kalau momen mudik menghasilkan banyak sampah di sejumlah rest area di jalur mudik. Gelaran tradisi terbesar bangsa Indonesia itu tak hanya menjadi kegiatan 'migrasi' besar, tapi juga momen di mana sampah menggunung.

Menyadari hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali mengingatkan para pemudik agar lebih bijak dengan sampah. Khususnya terkait sampah plastik yang proses penguraiannya memakan waktu yang sangat lama.

Hal itu pun diungkapkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati di KLHK Jumat kemarin (10/5/2019).

"Bayangkan kalau orang mudik itu beristirahat di rest area, bayangkan ratusan orang setiap hari dan sampahnya dibuang di situ sembarangan," ujar Rosa.

Terkait hal itu, KLHK ingin mengajak pihak jasa marga selaku pihak yang berada di atas rest area di sepanjang jalur mudik. Kerjasama dengan pihak terkait harus dilakukan demi pengolahan sampah yang lebih baik.

"Sekarang gimana caranya mengajak agar sampah itu bisa dikelola dan rest area kita ajak agar sampahnya bisa mereka pilah, organik dan non-organik sampah plastik dan lainnya itu bisa diserahkan ke bank sampah untuk dikelola kembali," ujar Rosa.

Agar lebih diingat oleh para pemudik, pihak KLHK pun mengaku sudah punya tagline khusus terkait hal tersebut. Sekiranya momen mudik tetap menyenangkan dan tentunya tanpa sampah plastik.

"Jadi ada taglinenya, mudik asyik tanpa sampah plastik. Kita sedang berbicara dengan PT Jasa Marga karena mereka adalah pemilik rest area itu, mereka harus diajak agar bisa berpartisipasi dalam hal itu," tutup Rosa.

Nenek 90 Tahun Salah Terbang ke Spanyol, Padahal Mau ke Inggris

 Ini kisah sedih yang dialami seorang nenek berusia 90 tahun dari Inggris. Saat mau pulang ke Inggris dari Peru, dia malah salah terbang ke Spanyol.

Ana Maria Sampson (90), yang berasal dari Cambridge, Inggris hendak pulang ke rumahnya, setelah pergi liburan ke Peru sambil menengok 2 orang kakaknya yang tinggal di sana, yaitu Alicia (99) dan Susana (96).

Betapa malangnya Ana Maria, karena bukannya diterbangkan pulang ke Inggris, oleh maskapai Iberia yang ditumpanginya Ana Maria malah diterbangkan ke Mallorca, Spanyol. Padahal putrinya, Elisa sudah mengajukan pendampingan kepada pihak maskapai.

Dikumpulkan detikcom dari beberapa sumber, Sabtu (11/5/2019), Elisa pun marah-marah ke pihak Iberia atas kelalaian tersebut. Elisa pun menceritakan kronologi kejadian yang menimpa ibunya.

"Ibu saya liburan ke Peru untuk menengok saudaranya. Dia pulang naik maskapai British Airways dari Lima ke London dan transit di Madrid. Kami sudah membooking kursi roda dan pendampingnya, karena meski masih fit, dia susah untuk jalan jauh," kisah Elisa seperti dikutip dari media The Sun.

Nah, di penerbangan lanjutan dari Madrid menuju ke London yang dioperasikan oleh maskapai Iberia terjadilah sebuah kesalahan. Ana Maria diantar menuju ke penerbangan yang salah.

"Di Madrid, setelah penerbangan long haul dia diantar oleh pendamping berkursi roda menuju ke connecting flight. Di titk ini, mereka menerbangkan ibu saya ke destinasi yang salah, ke Mallorca bukan ke London, sungguh kacau," kecam Elisa.

Ana Maria yang usianya sudah uzur pun dibuat bingung begitu sampai di Mallorca, Spanyol. Sang putri Elisa, pun terpaksa harus menelepon ke sana ke mari untuk memastikan ibunya bisa pulang dengan selamat ke Inggris.

Akhirnya, Ana Maria berhasil dibookingkan pesawat untuk kembali ke Madrid. Tapi dari Madrid menuju ke London, pesawat connectingnya sudah habis di hari itu dan baru ada lagi keesokan harinya.

Oleh pihak maskapai, Ana Maria dibookingkan kamar hotel yang berjarak sekitar 19 km dari bandara. Parahnya, pihak maskapai membiarkan Ana Maria mencari transportasi sendiri.

"Dia diberitahu kalau taksinya sudah dibayar oleh pihak maskapai, tapi ternyata belum. Dia dipaksa untuk membayar, padahal dia tidak memegang uang Euro sepeser pun. Yang paling mengerikan, sang supir ingin mengantar dia mengambil uang ke ATM. Tapi akhirnya mereka menerima pembayaran lewat kartu kredit," kata Elisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar