Kamis, 30 Januari 2020

Sambut Ramadhan, Boyolali Gelar Tradisi Mandi di Kolam Raja

Menjelang bulan suci ramadhan, Pemkab Boyolali menggelar pembukaan tradisi padusan. Sebuah tradisi untuk menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.

Pembukaan tradisi padusan digelar di Umbul Ngaben, komplek wisata umbul Tirto Marto, Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Sabtu (4/5/2019) di Kompleks pemandian peninggalan Raja Surakarta, PB X.

Acara itu pun berlangsung cukup meriah. Diawali dengan kirab budaya dari kantor Kecamatan Banyudono menuju kompleks Umbul Tirto Marto.

"Ini acara rutin tahunan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadhan," ujar Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat, ditemui usai mengikuti tradisi padusan di komplek wisata umbul Tirto Marto, Pengging, Kecamatan Banyudono.

Pembukaan padusan ditandai dengan siraman kepada duta wisata atau Mas dan Mbak Boyolali. Siraman berlangsung di Umbul Ngabean, yang dibangun atau peninggalan PB X, Keraton Surakarta. Setelah siraman, Mas dan Mbak Boyolali turun ke kolam berbentuk bundar tersebut.

M Said Hidayat mengatakan, pelaksanaan tradisi padusan ini sudah berlangsung turun temurun sejak nenek moyang kita, yang dilakukan setiap menjelang bulan suci ramadhan.

"Ini merupakan wujud bagaimana kita bersama tetap mampu untuk hadir nguri-uri kebudayaan yang ada di Boyolali ini," kata dia.

Tradisi padusan, jelas Said, bukan hanya sekedar membersihkan diri. Namun jauh dalam dari itu, juga sebagai simbol untuk menyucikan diri baik jasmani maupun rohani sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan 2019 ini.

"Padusan bukan hanya bagaimana kita mandi atau secara bersama mmbersihkan diri, tetapi inilah wujud ajaran yang terus diajarkan bahwa kita harus membersihkan diri kita jasmani maupun rohani, dalam menghadapi bulan ramadan. Kami berdoa semua dapat dilaksanakan, dapat beribadah dengan sebaik-baiknya," terangnya.

Dengan terus lestarinya tradisi padusan ini, diharapkan juga akan semakin bisa mengembangkan kegiatan pariwisata di Boyolali. Juga mampu mendorong bagi desa maupun kecamatan lain di Boyolali, untuk membangkitkan desa sadar wisata.

Sementara itu Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, mengatakan kegiatan tradisi padusan di Boyolali tak hanya dilaksanakan di Pengging saja. Pemkab Boyolali juga menyediakan tempat untuk padusan di umbul Tlatar dan umul Tirto Mulyo, Desa Kemasan, Kecamatan Sawit.

Namun, cukup banyak pula Umbul di Boyolali yang menjadi lokasi warga menggelar tradisi padusan. Umbul-umbul tersebut biasanya dikelola oleh pihak desa.

Puncak tradisi padusan berlangsung Minggu (5/5/2019) besok. Sejumlah tempat pemandian itu diperkirakan akan dipadati ribuan pengunjung.

"Untuk di Pengging ini, satu hari besok kita targetkan 4.000 pengunjung," tandas Wiwis.

Yuk, Intip Simulasi Dashboard Project Management Kemenpar

Simulasi yang satu ini benar-benar beda. Ada warna baru. Pengetahuan baru. Keseruan baru. Dan semua experience ini, hanya bisa ditemui di Bimtek Dashboard Project Management Transformer Solo.

Semua jeroan Dasboard Project Management Kemenpar ditampilkan. Tools 'perang' berbasis teknologi digital itu diperlihatkan ke peserta Bimtek. Bahkan PIC PIC Danau Toba (Sumut), Bangka Belitung (Babel).

Kemudian Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu dan Kota Tua (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara), ikut turun langsung membedahnya satu-satu.

Semua layar yang memantau aktivitas utama di Kementerian Pariwisata itu terlihat jelas. Pergerakan angka-angkanya terpantau.

"Perkembangan bisa dilihat real update dari tools ini. Sangat keren," ungkap Wakil Ketua Tim Percepatan Pembangunan 10 DPP Bidang Project Management Kemenpar, Mohamad Bachrum Artadi dalam keterangannya, Sabtu (4/5/2019).

Angka turun, naik, stagnan, langsung tampil di layar. Semua hasil kerja langsung terkoneksi dan terhitung dengan sangat tepat.

Semua angka tadi muncul dengan indikator yang jelas. Semua didasarkan pada TTCI Tour and Travel Competitiveness Index di World Economic Forum (WEF). Standarnya global. Dari mulai pengembangan kawasan, land clearing, ground breaking, pembangunan fisik, selesai berapa persen, laporan kemajuannya, semua bisa langsung terpantau di layar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar