Senin, 27 Januari 2020

Inilah Roller Coaster Tercepat, Tertinggi & Terpanjang Sedunia

 Traveler pecinta tantangan harus coba naik roller coaster tercepat, tertinggi dan terpanjang sedunia ini. Dijamin deg-degan maksimal!

Adalah Yukon Striker, nama wahana roller coaster yang diklaim sebagai yang tercepat, tertinggi dan terpanjang di dunia tersebut. Wahana ini ada di Taman Rekreasi Canada Wonderland di Kota Toronto, Kanada.

Canada Wonderland sendiri adalah taman rekreasi tertua dan terbesar di Kanada. Taman rekreasi ini sudah buka dari tahun 1981 dengan 25 juta pengunjung setiap tahunnya.

Dihimpun detikcom dari beberapa sumber, Minggu (19/5/2019), roller coaster Yukon Striker ini tingginya mencapai 74 meter dan panjangnya kurang lebih 1,1 kilometer.

Sementara kecepatannya, bisa mencapai 130 Km per jam. Selama 3 menit 25 detik, siap-siap saja dihentak adrenalin begitu traveler naik roller coaster ini.

Pertama-tama, traveler akan dibawa naik ke atas puncak tertinggi Yukon Striker. Kemudian dari titik itu, traveler akan dihempaskan ke jalur berkelak-kelok, bahkan berputar 360 derajat sampai ke garis finish.

Roller coaster Yukon Striker ini didesain oleh Bolliger & Mabillard, perusahaan yang sudah mendesain lebih dari 100 roller coaster terkenal di dunia. Termasuk di antaranya roller coaster Nemesis di Alton Tower, Inggris dan Swarm di Thorpe Park, Inggris.

Roller coaster ini berkapasitas 24 orang, yang terdiri dari 3 baris, dengan masing-masing 8 orang di setiap barisnya. Traveler sudah bisa mencicipi roller coaster ini dari bulan April 2019.

Untuk bisa menjajal roller coaster Yukon Striker ini, atau 16 roller coaster lain di taman rekreasi Canada Wonderland, traveler harus beli tiket masuk dulu sebesar US$ 39.99 (setara Rp 577 ribu) per orangnya.

Oh iya, ada tinggi badan minimal untuk bisa menikmati Yukon Striker, yaitu 1,5 meter. Di bawah ketinggian minimal ini, traveler tidak boleh naik. Sementara tinggi badan maksimalnya sekitar 2,3 meter. Jangan lupa menarik nafas ya traveler kalau naik roller coaster ini!

Mungkinkah Industri Penerbangan Mengurangi Polusi?

Industri penerbangan berada di bawah tekanan untuk mengurangi emisi karbon. Namun apakah para maskapai bisa melakukan pengurangan polusi udara itu?

Melansir BBC, Minggu (19/5/2019), perjalanan udara terus mengalami pertumbuhan di seluruh dunia. Inovasi dalam hal teknologi juga dikembangkan hingga siasat haruskah kita lebih jarang terbang.

Dulu, penerbangan sangat populer dan dibicarakan di mana-mana karena sebagai bentuk inovasi dan kemajuan. Sekarang orang-orang melihatnya transportasi yang menyumbang banyak polusi dan berbahaya bagi lingkungan.

Industri penerbangan menyumbang sekitar 2% dari emisi global dunia, dan diaperkirakan meningkat. International Air Transport Association (IATA), badan maskapai penerbangan internasional yang bermarkas di Kanada, memperkirakan jumlah penumpang akan berlipat ganda menjadi 8,2 miliar per tahun pada tahun 2037.

Dari data Boeing, diperkirakan akan ada permintaan lebih dari 42.700 pesawat baru selama 20 tahun ke depan. Airbus pun memprediksi hal yang sama.

Namun pada tahun 2050, Uni Eropa menginginkan adanya pengurangan emisi CO2 sebesar 75%, nitrogen oksida sebesar 90%, dan kebisingan sebesar 65% di industri penerbangan. Dan, skema pengimbangan dan pengurangan karbon untuk penerbangan internasional (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) yang baru, telah disepakati oleh 70 negara, mulai berlaku pada tahun 2020.

Lalu, apa yang dilakukan industri penerbangan untuk memenuhi tantangan yang berat ini?

Rolls-Royce, sebagai salah satu pembuat mesin penerbangan utama dunia, selama lebih dari 10 tahun telah mengembangkan mesin UltraFan generasi terbaru. Itu akan siap pada pertengahan dekade berikutnya dan akan 25% lebih efisien bahan bakar daripada mesin Trent generasi pertama.

Airbus mengatakan bahwa keberadaan pesawat listrik masih jauh, dikarenakan berat baterai dan masalah jangkauan. Yang jadi harapan tentang pengembangan pesawat adalah pesawat hibrida-listrik.

Pabrikan percaya pesawat hibrida akan lebih ramah lingkungan dan lebih tenang juga bisa terbang secara komersial pada tahun 2025. Airbus telah bekerja sama dengan Siemens dan Rolls-Royce untuk mengembangkan pesawat berjuluk E-Fan X, dijadwalkan terbang tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar