Minggu, 16 Agustus 2020

Nyeri Pinggang Sering Disepelekan, Hati-hati Gejala Awal Penyakit Autoimun

 Sakit pinggang biasanya disepelekan oleh penderita dan mengira akan sembuh dengan sendirinya. Padahal, sakit pinggang bisa jadi gejala awal penyakit autoimun ankylosing spondylitis (AS).
Ankylosing Spondylitis merupakan gangguan imun atau penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel dan jaringan yang sehat sehingga menyebabkan peradangan (artritis) pada sendi tulang belakang.

Laniyati Hamijoyo selaku dokter ahli penyakit dalam bagian penyakit rematik dan autoimun mengungkapkan, berdasarkan penelitian 70 persen populasi dunia yang pernah mengeluhkan nyeri pinggang pada bagian bawah tidak menyadari bahwa ini gejala awal dari penyakit AS. Diketahui kondisi ini memiliki prevalensi 0,2 persen di Asia Tenggara.

"Penyakit ini dapat membuat ruas tulang belakang menyatu, sehingga penderita sulit bergerak, menjadi bungkuk dan mengalami kesulitan bernapas," ujar Lani dalam webinar Novartis dan Phase Academia Klinik, Sabtu (15/8/2020).

AS merupakan salah satu penyakit rematik inflamasi (inflammatory rheumatic) yang terkait dengan gen HLA-B27, yaitu gen kuat yang meningkatkan risiko beberapa penyakit rematik.

Lani mengatakan, seseorang yang mengeluhkan sakit pinggang tanpa disebabkan oleh pekerjaan, aktivitas, atau cedera tertentu jadi diagnosa awal nyeri pinggang autoimun. Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya gen HLA-B27 adalah dengan pemeriksaan darah di laboratorium.

"Kebanyakan pasien AS tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit tersebut. Biasanya mereka baru mengetahui dan memeriksakan diri setelah rasa sakit yang semakin menjadi, seperti rasa sakit yang terus menerus hingga gangguan fungsi gerak tubuh," jelas Lani.

"Hal ini biasanya terjadi beberapa tahun setelah pasien merasakan gejala awal. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat berperan penting dalam memperbaiki gejala (terutama rasa nyeri), fungsi gerak dan kualitas hidup pasien," tambahnya.

Selain terjadi pada pinggang, pasien dengan AS biasanya juga mengalami gejala seperti peradangan (rasa sakit, dan kekakuan) di bagian bahu, pinggul, atau tumit. Kadang disertai pula dengan kondisi mudah lelah dan kehilangan energi untuk beraktivitas.

Pria memiliki peluang lebih tinggi menderita AS dibandingkan wanita, umumnya gejalanya mulai timbul pada usia 15-45 tahun.

Lani memaparkan ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk penderita AS.

"Antara lain melalui obat-obatan, terapi fisik, dan pembedahan. Terapi fisik merupakan kegiatan yang lebih umum diikuti oleh pasien AS karena bertujuan untuk memperbaiki kelainan pada postur tubuh, mencegah kecacatan, meningkatkan kemampuan pasien untuk kembali beraktivitas secara normal, juga mengurangi serta menekan rasa sakit dan peradangan," pungkasnya

6 Hal yang Bisa Bikin Wanita Kesakitan Usai Bercinta

Aktivitas bercinta bisa jadi kegiatan yang dinikmati bersama pasangan. Namun, tak jarang rasa nyeri pada vagina dikeluhkan oleh kaum hawa setelah melakukan hubungan intim. Sensasi terbakar di sekitar vulva dan rasa sakit pada panggul juga sering terjadi pada wanita.
Menurut Michael Ingber, MD, direktur urogynecology di New Jersey ada satu dari tiga wanita yang mengalami nyeri selama atau setelah berhubungan seksual. Ia menyampaikan bahwa rasa nyeri tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Wanita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor tersebut, barulah ia bisa memberikan penanganan yang tepat.

Berikut 6 Alasan wanita merasa kesakitan usai bercinta yang dikutip dari Health:

1. Ada penyakit infeksi
Nyeri di dalam dan sekitar area vagina adalah gejala yang paling umum dari penyakit infeksi saluran kemih (ISK). Peradangan akibat ISK, menyebabkan kejang pada bagian otot yang mengelilingi organ panggul.

Menurut Michael Ingber, ketika penis pasangan melakukan kontak berulang kali dengan dinding vagina, kejang otot bisa menjadi semakin parah dan menyakitkan bagi wanita yang mengidap ISK. Solusi yang harus dilakukan adalah melakukan konsultasi dengan dokter, sehingga dapat diberikan penanganan dan resep obat yang tepat.

2. Penis pasangan terlalu besar
Michael Ingber juga menjelaskan bahwa penetrasi dari ukuran penis yang terlalu besar dapat menimbulkan kram pada otot vagina dan organ panggul.

"Rata-rata ukuran vagina pada wanita, tidak lebih dari lima inci. Oleh sebab itu, ukuran penis yang besar berpotensi menyebabkan trauma signifikan, sehingga menyebabkan kram pasca berhubungan seksual," ujar Michael Ingber.

Solusi yang harus dilakukan adalah pilihlah posisi yang membuat wanita merasa nyaman dan gunakan pelumas agar mempermudah penetrasi.
https://nonton08.com/i-fine-thank-you-love-you/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar