Di Langkat, ada satu destinasi wisata yang Instagramable dan kekinian. Puncak Akui namanya. Ada banyak spot foto narsis lho traveler.
Ada berbagai macam destinasi wisata alam di Kabupaten Langkat Sumatra Utara, seperti Bukit Lawang, Rumah Galoh, Palaruga, dan masih banyak lagi.
Kali ini kita coba jelajah Puncak Akui. Destinasi ini terletak di Desa Telagah, Dusun Perteguhan, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Puncak Akui menjadi destinasi terbaru wisata alam yang tak jauh dari kota Binjai Langkat.
Yuk kita langsung jalan. Akses jalan menuju lokasi ini melewati perbukitan dengan kondisi jalan bebatuan. Walaupun bukit bebatuan terjal, pesona alam ini sangat memanjakan mata dengan keindahan alamnya selama perjalanan.
Jalanan masih bisa dilalui mobil dan motor. Pokoknya rasa lelah selama perjalanan akan terbalas dengan pemandangan hijau pegunungan Bukit Barisan.
Ada beberapa spot foto yang sangat menarik di Puncak Akui seperti Rumah Burung, Rumah Hobbit, Ayunan Udara, Balon Udara, dan indahnya matahari terbenam yang membuat kita ingin terus berada di puncak tertinggi di Langkat ini.
Yang ingin bermalam di sana jangan kawatir. Di Puncak Akui disediakan tenda yang bisa kita sewa.
Buat teman teman pencinta alam jangan lupa jaga kebersihan ya agar alam kita tetap hijau dan wisata alam kita terjaga.
Selamat menikmati liburanya ya dan sampai jumpa lagi.
Menyepi Sejenak di Utara Ibu Kota
Traveler yang butuh menyepi sejenak dari kehidupan ibu kota bisa menuju ke utara. Jejalahi pulau-pulau indah di Kepulauan Seribu ini dulu yuk.
Tanggal 1 Mei 2019, kami pergi menuju Kepulauan Seribu dari Dermaga Biru Muara Kamal Jakarta Utara. Kami bertiga (Aku, Farida, dan Teh Erma) tiba di Dermaga Biru pagi buta, sekitar pukul 06.30 WIB.
Karena sebelum masuk ke pasar terjadi kemacetan, maka kami harus berjalan kaki dari titik poin kami diturunkan sampai ke dermaga sekitar 700 m. Kami disambut dengan banyak orang yang melakukan jual beli di pasar ikan.
Jujur, aku tidak suka bau ikan dan pasar ini penuh dengan bau ikan. Sebaiknya kamu membawa masker kalau tidak suka juga.
Tiba di dermaga kami harus menunggu 2 orang teman kami lagi. Sambil menunggu, kami harus mencium bau tidak enak dari kali yang hitam tercemar juga sebuah kulkas raksasa tempat pengepulan ikan yang cukup menusuk hidung jika pintunya dibuka.
Teman kami baru datang sekitar pukul 08.00 WIB, mereka dipanggil Rega dan Jani. Setelah mereka datang kami menghubungi Tour Guide-nya bernama Pak Heru untuk menuntun kami menuju perahu yang akan kami naiki.
Kami dituntun menuju tempat untuk menaiki perahu. Tapi ternyata kami harus menunggu rombongan orang lain juga yang sudah mendaftar pada Kili-Kili Adventure supaya bisa berangkat bersamaan. Alhasil, kami baru pergi sekitar pukul 08.30 WIB.
Sepanjang perjalanan, kami mengobrol sambil melihat lautan yang asalnya hitam pekat berbau sampai lautan yang bersih. Hidungku terlepas dari penderitaan. Destinasi pertama adalah Pulau Kelor.
Setibanya di sana, kami menemukan anak-anak kecil yang mencoba memperoleh uang dari koin yang dilempar turis di pantai. Anak-anak itu tampak senang dengan tubuh mereka yang hitam terbakar panasnya matahari. Yang kami lakukan adalah berfoto di reruntuhan benteng, bermain di pantai, dan memakan popmie seharga Rp 10.000 yang disediakan oleh warung.
Destinasi kedua adalah Pulau Onrust. Di sana kami mendapat pendidikan sejarah dari seorang Tour Guide. Pulau Onrust adalah saksi sejarah, ia pernah dipakai sebagai tempat karantina haji yang aku ingat, ia juga memiliki bangunan bersejarah seperti rumah sakit, juga makam bangsawan Belanda.
Dari ketiga pulau yang kami kunjungi, hanya onrust yang tidak memiliki pantai. Setelah kami mendapatkan pelajaran sejarah, waktunya kami makan yang sudah disediakan oleh travel agent kami. Kami mendapat nasi, ikan/ayam, kerang, bihun, tempe goreng dan air putih gelasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar