Minggu, 10 Mei 2020

Djoko Santoso Meninggal karena Stroke, Ini Kaitannya dengan Perdarahan Otak

Perdarahan di otak dipastikan menjadi penyebab Eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia pagi ini. Dokter juga menyinggung riwayat stroke yang dialami almarhum.
"Beliau mengalami Cerebro vascular disease atau singkatnya stroke. Ini kejadian yang kedua," ujar Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto, Brigjen Budi Sulistya, di rumah duka, Bambu Apus, Jakarta Timur Minggu (10/5/2020).

Stroke Hemoragik
Dikutip dari Mayo Clinic, stroke secara umum dibagi menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya. Stroke yang dipicu oleh perdarahan di otak dikenal dengan istilah stroke hemoragik atau hemorrhagic stroke.

Beberapa kondisi yang memicu stroke hemoragik antara lain:

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
Penanganan berlebih dengan obat pengencer darah (antikoagulan)
Pembengkakan pembuluh darah atau aneurisma
Trauma, misalnya kecelakaan
Penumpukan protein di dinding pembuluh darah yang memicu melemahnya dinding pembuluh darah atau cerebral amyloid angiopathy
Stroke iskemik yang memicu perdarahan.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik atau ischemic stroke merupakan jenis stroke yang kedua, terjadi ketika pembuluh darah di otak menyempit atau tersumbat. Kondisi ini menyebabkan aliran darah di otak berkurang, atau disebut iskemia.

Penyempitan atau penyumbatan bisa dipicu oleh timbunan lemak di pembuluh darah. Bisa juga dari gumpalan darah atau serpihan lain yang terbawa aliran darah yang terbawa ke otak.

Terpopuler Sepekan: Viral 'Code Blue Asthma' Saat Didi Kempot Meninggal

 Kabar meninggalnya musisi campursari Dionisius Prasetyo alias Didi Kempot pada Selasa (5/5/2020) menyedot perhatian pembaca pekan ini. Mulai dari istilah 'code blue asthma' yang banyak disebut, hingga henti jantung yang dialaminya saat tutup usia.
Istilah 'code blue asthma' banyak disebut di media sosial sesaat setelah kabar meninggalnya Didi Kempot beredar. Sumber mengatakan, Didi mengalami sesak napas saat dilarikan ke RS Kasih Ibu, Solo.

Soal istilah 'code blue' atau kore biru, dr Frans Abednego Barus, SpP dari Omni Hospital Pulomas menjelaskan artinya. Menurutnya, kode ini dipakai di rumah sakit untuk mendeskripsikan kegawatdaruratan baik karena henti napas maupun henti jantung mendadak.

"Code blue bisa pada pasien baru masuk, bisa pada pasien yang dirawat," jelasnya.

Asisten Manajer Humas Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Divan Fernandez, kepada detikcom menjelaskan bahwa Didi Kempot tiba di instalasi gawat darurat (IGD) dalam kondisi sudah tidak sadar. Didi lalu mengembuskan napas terakhirnya di RS tersebut.

"Tiba di IGD pagi ini pukul 07.25, kondisi tidak sadar, henti jantung, henti nafas. Dilakukan tindakan resusitasi, namun pasien tidak tertolong," kata Divan.

Didi dinyatakan meninggal dunia pada 07:45 WIB setelah sempat mendapat tindakan resusitasi.

Dikutip dari American Heart Association, henti jantung terjadi ketika ada gangguan pada fungsi jantung yang membuatnya tiba-tiba berhenti berdenyut. Serangan jantung bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar