Senin, 17 Agustus 2020

Indro Warkop: Vape Bukan Solusi Bagi Perokok

 Indro Warkop merupakan aktor sekaligus komedian yang beberapa tahun ini menjadi duta gerakan nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP). Ia merupakan mantan perokok berat sejak usia 11 tahun. Saat itu Indro bisa mengkonsumsi rokok hingga empat bungkus sehari. Tetapi saat ini ia telah berhasil berhenti menjadi perokok dan hidup sehat di usianya yang ke 61 tahun.
Melihat fenomena rokok elektrik atau vape saat ini, Indro memberikan komentar tentang pemikiran di masyarakat bahwa vape merupakan solusi bagi perokok. Ia berpendapat bahwa pemikiran tentang vape adalah solusi dari rokok merupakan salah besar, uap atau asap yang dihasilkan oleh vape justru merupakan masalah lain bagi paru karena uap memiliki kandungan air yang dapat menyebabkan TBC (Tuberkulosis) atau penyakit pneumonia (paru-paru basah).

"Vape adalah masalah lain selain asap rokok karena itu adalah uap atau cairan yang membahayakan paru, dan vape bukan solusi bagi para perokok," ucap Indro Warkop saat ditemui dalam acara Konferensi Pers Pencanangan Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru, di Jakarta.

Kebanyakan perokok yang beralih menggunakan vape memiliki alasan karena ingin berhenti merokok, beberapa dari mereka juga berpikir bahwa vape tidak memiliki bahaya seperti rokok karena asap yang di hasilkan adalah uap.

Selain itu dr Elisna Syahruddin, PhD, SpP(K), Ketua Pokja Kanker Paru PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), menambahkan bahwa vape tidak bisa menjadi solusi bagi para perokok untuk berhenti ataupun untuk menghindari bahaya dari rokok. Karena baik vape maupun rokok sama-sama menghasilkan asap yang dapat membahayakan bagi paru-paru.

Asap yang dihasilkan vape atau rokok mengandung ribuan bahan kimia yang membuat silia harus bekerja keras menyaring benda asing. Hingga akhirnya fungsi silia menurun atau tidak berfungsi sama sekali, selain itu rokok juga dapat melukai saluran pernapasan karena kita menghirup asapnya berkali kali melalui saluran pernapasan.

Teh Anget Vs Es Teh, Mana yang Lebih Baik?

Siapa sih yang nggak kenal teh, salah satu minuman yang banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Teh bisa membuat tubuh rileks dan jauh dari stres.
Sebagian orang biasa memulai harinya dengan minum segelas teh hangat. Tapi, ada juga yang lebih suka es teh yang disajikan secara dingin saat cuaca panas.

Tapi, di antara keduanya mana ya yang lebih baik untuk tubuh?

Dikutip dari Times of India, apapun jenis tehnya lebih baik disajikan secara dingin. Hal ini bisa mempengaruhi kandungan antioksidan yang dimiliki teh tersebut.

Saat teh disajikan hangat atau panas, zat antioksidan yang masuk ke dalam tubuh akan menurun. Apalagi saat teh dibiarkan dalam waktu yang lama dalam keadaan tersebut.

Teh panas atau hangat secara berlebihan juga dikaitkan dengan kanker. Sebuah penelitian pada 2018 lalu membuktikan bisa meningkatkan risiko kanker. Hal ini akan berpengaruh lebih tinggi pada orang yang merokok dan biasa minum alkohol.

Studi lain yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer pada 2019 juga mengungkapkan terlalu banyak minum teh panas bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Dalam hal ini, minum teh yang dingin atau dengan es dipercaya lebih baik, apalagi tanpa pemanis atau gula. Hal ini bermanfaat untuk penderita hipertensi, mengurangi berat badan, dan baik untuk orang yang memiliki masalah jantung atau kardiovaskular.

Manfaat lainnya, teh yang dingin tidak menurunkan kadar antioksidannya. Selain itu, bisa memaksimalkan senyawa lain yang ada di dalam teh seperti asam galat dan epigallocatechin gallate yang bisa mencegah kanker.
https://cinemamovie28.com/mojin-the-lost-legend/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar