Kamis, 09 Januari 2020

Hotel Bernuansa Heritage Hadir di Kota Tua Jakarta

Jalan-jalan di Kota Tua Jakarta, tentu kita akrab dengan suasana tempo dulu. Hotel baru pun hadir di sana dengan suasana heritage.

Mercure Jakarta Batavia di Jl Kali Besar Barat No 44 - 46, Roa Malaka, Kota Tua, Jakarta. Kota Tua Jakarta bisa menjadi pilihan menginap wisatawan. Hotel bernuansa kolonial ini hadir menjadi destinasi yang terinspirasi oleh suasana kota tua, ditujukan bagi pengunjung bisnis ataupun liburan.

Sebelumnya, Mercure Jakarta Batavia merupakan Hotel Omni Batavia yang berganti nama menjadi de Rivier Hotel. Hotel ini memiliki konsep old heritage yang menampilkan ke-Indonesiaan.

Lalu dengan renovasi 99% hotel ini disulap menjadi hotel dengan konsep culture local experience, mengikuti konsep gedung di sekitarnya. Yap, konsep Kota Tua Jakarta.

"Waktu kita take over, kita nggak ubah tampak luar. Jadi tampak luar kita keep maintain, sama kita upgrade kondisi bangunan saja. Di dalamnya di-upgrade. kamarnya di-upgrade, dari segi fasilitas dan juga dari segi kualifi produknya," ujar Vice President Sales, Marketing, Distribution & Loyality, Accor Indonesia, Malaysia dan Singapore, Adi Satria di Mercure Jakarta Batavia, Kamis, (25/7/2019).

Mercure Jakarta Batavia adalah properti Mercure ke-22 di Indonesia. Hotel ini menawarkan kesempatan untuk menjelajahi cerita lokal dan lokasi yang tersembunyi di Jakarta.

"Hotel ini menjadi properti bermerek Mercure ke-22 di Indonesia. Dikelilingi oleh berbagai museum, galeri seni, dan bangunan Art-Deco dari zaman belanda, Mercure Jakarta Batavia menghadirkan inspirasi lokal dari sejarah petualangan kota Jakarta," ujar Adi.

Mercure Jakarta Batavia memiliki 376 kamar dan suite kontemporer modern. Bangunan dan area publiknya dihiasi dengan sentuhan yang terinspirasi lokal. Struktur, desain dan arsitektur bergaya Jakarta tempo dulu.

Selain memiliki kamar, Mercure Jakarta Batavia juga memiliki pusat kebugaran, spa, sauna, taman bermain anak-anak, Nusantara Ballroom dan 18 ruang serba guna. Tidak lupa dengan restoran Malaka yang menunjukan santapan internasional dan makanan otentik lokal.

Mengenal Tay Kak Sie, Kelenteng Cantik di Semarang

Kelenteng Tay Kak Sie adalah salah satu kelenteng cantik dari sekian banyak bangunan serupa di Semarang. Kelenteng ini dibangun pada tahun 1746.

Klenteng yang terletak di kawasan Jalan Gang Lombok, Semarang ini didirikan pada tahun 1746. Pada awalnya hanya untuk memuja Dewi Welas Asih, Kwan Sie Im Po Sat.

Namun kemudian kelenteng ini berkembang menjadi klenteng besar yang juga memuja berbagai Dewa-Dewi Tao. Klenteng Tay Kak Sie mempunyai dewata tuan rumah adalah Dewi Kwan Iem Po Sat.

Selain itu, Klenteng Tay Kak Sie merupakan klenteng terbesar (dalam arti banyaknya dewata) di Kota Semarang.

Menggapai Puncak Tertinggi di Bali

Mendaki gunung tertinggi di Bali pastinya meninggalkan cerita tersendiri. Inilah kisah pengalaman mendaki Gunung Agung yang tak terlupakan.

Kali ini saya ingin berbagi cerita pengalaman seru di Bali. Bali merupakan destinasi favorit bagi para wisatawan dan pastinya banyak cerita atau pengalaman berlibur di Bali. Selain banyak pantai yang eksotis serta banyak Pura yang bagus, Bali memiliki titik tertinggi yaitu Gunung Agung.

Kami bertiga berencana ke Bali dikarenakan ada salah satu rekan kami yang mendapatkan job di Bali dan kami diajak untuk menemaninya. Awalnya tidak terpikirkan bagi kami untuk mendaki gunung, karena yang terlintas di pikiran kami adalah berwisata di pantai dan mungkin menyelam.

Namun suatu hari ada seorang rekanan di Bali yang mengetahui bahwa kami akan ke Bali dan memberikan ide untuk mendaki ke Gunung Agung. Dan kami pun langsung menyetujui ide tersebut.

Saat kami mau melakukan packing ternyata perlengkapan mendaki kami masih dipinjam, alhasil kami langsung membatalkan niat untuk mendaki Gunung Agung tetapi berwisata ke Bali tetap berlanjut. Waktu tempuh Surabaya-Bali -/+ 12 jam naik mobil. Setibanya di Bali rekanan kami pun menelpon dan menanyakan lokasi kami.

Kami lupa memberitahu bahwa mendaki gunung urung dilakukan karena keterbatasan alat. Namun rekanan kami tetap ngotot untuk mendaki gunung (sudah meluangkan waktu untuk kami) dan seketika itu juga kami langsung panik untuk mencari perlengkapan seadanya. Di Bali kami menginap semalam di daerah Kuta baru esoknya kami lanjutkan perjalanan ke Karangasem Bali Utara setelah job selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar