Minggu, 26 Januari 2020

Kamar Hotel Terbaik 2019, Ada dari Indonesia

Tahun 2019 ini, sejumlah nama hotel yang punya kamar terbaik telah diumumkan. Kamar dari sebuah hotel ternama Indonesia pun masuk ke dalamnya.

Seperti sebelumnya, tahun ini pihak Forbes Travel Guide kembali mengeluarkan daftar kamar hotel terbaik dunia yang prestisius. Lewat sejumlah penilai yang menginap dan mencoba langsung, penilaian pun dilakukan.

Ada beberapa poin yang dinilai. Dilihat detikcom dari situs Forbes, Senin (20/5/2019), poinnya adalah kenyamanan, kebersihan hingga perawatan kamar.

Poin penting lain mencakup kemewahan kamar, seperti kualitas kain berbahan linen, kamar mandi dengan bak, teknologi terkini dan lainnya.

"Forbes Travel Guide tentang kamar hotel terbaik menunjukkan akomodasi terindah, tapi lebih dari hanya sekedar penampilan. Setiap hotel di daftar ini telah diuji dan terbukti nyaman, tenang, serta dilengkapi dengan amenitas dan teknologi yang superior," ujar CEO Forbes Travel Guide, Filip Boyen.

Hasilnya, dipilihlah 41 kamar hotel yang disebut terbaik di dunia. Yang bikin bangga, kamar Hotel Bulgari Resort Bali di Uluwatu berhasil masuk ke dalam daftar prestisius tersebut.

Selain Hotel Bulgari Resort Bali, berikut daftar kamar hotel terbaik tahun 2019:

1. 45 Park Lane, Inggris
2. The Alpina Gstaad, Swiss
3. Belmond El Encanto, Amerika Serikat
4. Bernardus Lodge & Spa, Amerika Serikat
5. Bulgari Hotel, Inggris
6. Bulgari Resort Bali, Indonesia
7. Casa Palmero, Amerika Serikat
8. The Chedi Andermatt, Swiss
9. COMO The Treasury, Perth, Australia
10. Dorado Beach, a Ritz-Carlton Reserve, Puerto Rico

Sitangkubang, Huta Seni yang Simpan Kekayaan Musik Batak

Acara Bimtek Pengembangan Homestay dan Desa Wisata menjadi momen deklarasi Huta Sitangkubang sebagai Huta Seni. Deklarasi Huta Seni dilakukan di Huta Sitangkubang, Siponjot Silaban, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Deklarasi ini dimeriahkan oleh pameran karya seni, atraksi pembuatan alat musik, serta pertunjukan dan sarasehan seni budaya.

"Huta Sitangkubang kini menjadi Huta Seni. Artinya, seni dan budaya Batak akan terus dilestarikan. Kami juga memiliki daya tarik lain sebagai destinasi pembuat alat musik. Yang jelas, dengan status Huta Seni akan mendatangkan banyak manfaat bagi kami," kata Ketua Sanggar Seni Silaban Margo Dika Silaban dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/5/2019).

Rangkaian acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Tari Tor Tor yang dibawakan oleh sanggar Ina Silima Huta. Ditampilkan pula Tari Sihutur Sanggul oleh Sanggar Dalloid yang menceritakan aktivitas keseharian wanita Huta Sitangkubang.

"Huta Sitangkubang menjadi kekuatan baru bagi pariwisata Danau Toba. Musik dan karya seni lainnya dikembangkan di sana. Semuanya dilibatkan secara aktif. Dengan posisi barunya, ada banyak inspirasi yang akan diberikan Huta Sitangkubang," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman.

Sebagai informasi, Huta Sitangkubang memiliki 11 kepala keluarga. Uniknya, semua warganya beraktivitas sebagai pembuat alat musik khas Batak. Adapun alat musik yang telah dihasilkannya, antara lain 15 set alat musik Taganing, Garantung, dan Ogung. Ada juga 30 Hasapi (kecapi Batak) yang siap jual. Sementara untuk satu set Uninguningan dari kayu nangka dihargai sekitar Rp 12 juta.

"Alat-alat musik tersebut menjadi elemen penting dalam setiap acara adat. Selama berada di sana, para wisatawan juga bisa mengenal lebih dekat alat musik tersebut. Mereka pun bisa belajar bagaimana cara membuatnya. Yang jelas, Huta Seni Sitangkubang merupakan destinasi sangat menarik," ucap Dadang.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Kemenpar Lokot Ahmad Enda mengatakan kreativitas sudah saatnya didorong untuk menghasilkan value komersial. Diungkapkannya, kawasan Danau Toba membutuhkan tagline dengan basic 'Toba Raya'.

"Danau Toba semakin kaya dengan Huta Seni Sitangkubang. Kreativitas harus didorong agar memberi keuntungan ekonomi. Nanti akan diperkuat Famtrip dengan peserta Singapura. Lebih penting, Toba itu harus bersatu. Munculkan tagline 'Toba Raya' guna mengoptimalkan semua potensi yang ada. Sebab, akomodasi wisatawan sudah ditopang dengan homestay," jelas Lokot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar