Sabtu, 04 Januari 2020

Mengangkat Potensi Destinasi Jayawijaya Lewat Festival Lembah Baliem

Festival Lembah Baliem (FLB) 2019 menjadi sebuah media penting mengangkat potensi wisata. Kehadirannya yang selalu menyedot antusiasme wisatawan menjadi peluang tersendiri memaksimalkan sektor pariwisata Kabupaten Jayawijaya. Apalagi bukan menjadi rahasia jika alam dan budaya Papua sangat eksotis untuk diselami.

"Destinasi kita banyak. Semuanya bahkan menawarkan sensasi yang luar biasa. Bukan hanya itu, banyak destinasi yang kita miliki tidak ditemukan didaerah mana pun. Dan lewat FLB kita berusaha menggali dan mempromosikan berbagai keunggula tersebut," ujar Bupati Jayawijaya John Richard Banua dalam keterangannya, Rabu (7/8/2019).

Ucapan Bupati Banua jelas tak terbantahkan. Potensi wisata di Jayawijaya sungguh lengkap. Dijamin wisatawan akan terpukau dengan keindahan alam dan budaya yang ada di Jayawijaya.
Baca juga: Festival Lembah Baliem 2019 Bakal Kedatangan Menteri Jokowi

Yang pertama ada Goa Lokale di Distrik Wosilimo, Desa Wosi. Sebuah goa alam yang begitu misterius untuk ditelusuri. Menurut ilmuwan Amerika yang pernah melakukan penelitian, goa ini diperkirakan merupakan goa terpanjang didunia. Bahkan ujung goa ini belum ditemukan sampai saat ini.

Memasuki wilayah gua, kita akan disambut oleh deretan pohon sejenis pinus hutan yang sangat tinggi. Hutan ini begitu sejuk dan masih asli, manjakan diri di dalam indahnya alam Lembah Baliem. Kurang lebih 100 meter, pintu gua sudah terlihat. Pintu setinggi 2 meter ini menyambut semua yang akan memasuki gua Lokale. Namun, bila tidak ada pengunjung, penjaga biasanya akan menutup goa dengan pintu dari jeruji besi agar keamanan gua tetap terjaga.

Batas terdalam gua yang bisa dicapai adalah sekitar 3 kilometer dan belum pernah ada yang mencapai lebih kecuali seorang ahli geologi asal Amerika pada tahun 1996. Gua ini sangat panjang, bahkan banyak kaum akademisi yang memperkirakan Gua Lokale dapat menembus hingga wilayah Jayapura. Namun demikian, gua ini bukanlah tempat yang menyeramkan. Kesan menyenangkan akan mudah kita peroleh ketika kita memasuki gua ini.

Uniknya di beberapa titik dinding gua yang berongga dan menghasilkan suara merdu ketika diketuk. Suara yang terdengar adalah nada-nada yang beraturan dan dapat membentuk sebuah komposisi musik yang unik. Hanya dengan ketukan lembut saja, suara akan muncul dan menjadi satu susunan nada beraturan yang indah untuk didengar.

Destinasi kedua ada destinasi Pasir Putih. Meski Lembah Baliem merupakan perbukitan hijau, namun disini juga ditemukan hamparan pasir putih yang indah.

"Tekstur pasir putih di Lembah Baliem sama persis dengan pasir yang ada di pantai dan bahkan terasa asin. Ini sungguh menarik. Bayangkan anda berada di pegunungan tetapi menemukan hamparan pasir putih yang indah. Dan ini hanya ditemukan di Baliem," kata Bupati Banua.

Sihir maut Lembah Baliem pun tak berhenti disitu saja. Yang paling fenomenal bisa kita temukan di Desa Aikima Distrik Pisugih. Di desa ini terdapat mumi yang sudah berumur 2 abad yang bernama Birapak Elosak dari Suku Siep Suku Elosak. Sudah tak terhitung berapa banyak wajah mumi tersebut menghiasi berbagai majalah travel dunia. Kehadirannya seolan menjadi satu gambaran utuh betapa menariknya budaya Suku Dani di Lembah Baliem.

"Kalau kita lihat Wamena ini sudah sangat dikenal. Lembah Baliem, sebenarnya sudah punya branding dengan perpaduan antara budaya dan alamnya kuat sekali. Arahnya pun memang bukan ke mash tourism tetapi ke eco tourism, eco culture dan eco nature. Ini merupakan wisata yang digemari oleh wisatawan Eropa," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Rizki memaparkan, perkembangann pariwisata di Lembah Baliem sudah seharusnya dikemas secara menarik. Dengan itu wisatawan akan semakin betah mengeksplorasi Lembah Baliem. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan pelatihan sadar wisata. Dengan itu masyarakat semakin siap untuk menyambut wisatawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar