Perjalanan panjang ke Nambung National Park adalah wisata petualangan di Australia Barat yang menyenangkan. Kami melewati Kota Lancelin namun sayang tidak mampir. Kota ini punya pantai unik dengan gumuk pasir yang bisa dipakai untuk sand boarding. Meski di luar kota, jalanan Australia Barat begitu mulus dan kendaraan yang lewat sangat teratur. Kenapa bisa demikian?
Meski di luar kota, otoritas yang berwenang masih memasang alat kecepatan berkendara dan ada tilang otomatis jika melebihi kecepatan tertentu. Yakni, kamu tidak boleh mengendarai mobil lebih dari 110 km/jam saat di luar kota.
Menyoal pemandangan, hanya ada hutan di sekitar Yanchep National Park. Setelahnya, sampai ke Nambung National Park hanya terlihat sabana yang amat luas dan hanya diselingi semak-semak saja.
Saat memasuki kawasan taman nasional, ada beberapa marka jalan yang terbilang unik dan mungkin hanya ada di Australia saja. Di antaranya yakni koala yang melintas, kangguru hingga binatang liar lainnya.
Memang benar, beberapa kali terlihat kangguru berdiri di pinggir jalan menunggu sepi untuk menyeberang. Yang bikin sedih adalah terlihat juga adanya kangguru yang mati entah kenapa dan dibiarkan begitu saja. Mungkin karena ini alam liar, apapun bisa terjadi di sini.
Sampailah perjalanan kami ke The Pinnacles di Nambung National Park. Waktu menunjukan pukul 17.18. Hawa sejuk cenderung dingin amat terasa saat turun dari bus.
Segera kami berjalan ke lokasi karena sebentar lagi akan gelap. Sunsetnya sangat indah, keemasan warnanya. Warna keemasan itu berpadu padan dengan warna kekuningan dari pasir yang ada. Hal inilah yang jadi momen terbaik untuk pengambilan foto di The Pinnacles.
Tak hanya itu, Anda yang ke The Pinnacles juga bisa 'sand boarding' atau seluncur di gundukan pasir. Ada pula '4WD Adventure' menggunakan mobil yang dikenakan biaya tur setara AUD 215 atau setara Rp 2,15 juta. The Pinnacles sejatinya memant tempat wisata petualangan.
Menyoal bebatuan yang runcing, seperti menonjol di padang pasir, terbentuk sekitar lima juta tahun yang lalu dari kumpulan kerang yang mengeras. Paduan batu menjulang ini dulunya dikatakan terendam air laut.
Hanya sekitar 30 menit kami mengeksplor The Pinnacles ini. Perjalanan kami lanjutkan ke Cervantes The Pinnacles Motel untuk makan malam dengan menu steak dan seafood karena merupakan daerah pesisir.
Tempat makan seafood lainnya yang direkomendasikan di Kota Cervantes adalah Lobster Shack. Seusai makan, sekitar pukul 19.00 kami balik lagi ke The Pinnacles. Inilah momen kedua kami di sana.
Kunjungan kedua ini untuk memotret keadaan malam serta 'Milky Way' atau Galaksi Bima Sakti di The Pinnacles. Sangat cantik, Anda harus bisa menyetel kamera sehingga dapat merekam momen itu.
Satu yang harus diperhatikan, saat kami berkunjung, adalah suhu yang cukup dingin dan angin cukup kencang. Oleh karenanya, kamu harus sedia pakaian hangat.
Hanya 15 menit kunjungan di malam harinya. Perjalanan dilanjutkan ke Kota Perth untuk diantar kembali ke hotel masing-masing atau ke posisi penjemputan.
The The Pinnacles mesti dicoba para wisatawan Indonesia yang mau liburan ke Australia Barat. Pemandangan alamnya begitu magis. Destinasi ini juga menarik untuk wisata keluarga di Australia Barat dengan mengenalkan alam liar kepada anak-anak.
Paket tur sore patut dicoba karena kita bisa menikmati suasana terang dan gelap malam sekaligus. Satu hari yang biasa di Australia Barat adalah satu hari yang luar biasa untuk traveler dengan jalan-jalan menikmati keajaiban alam di The The Pinnacles.
Untuk informasi lebih lanjut, traveler bisa lihat di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar