Selasa, 07 Januari 2020

Traveling Saat Musim Panas di Turki (2)

Dari masjid sultanahmet kami menuju museum Hagia Sofia atau Ayasofia yang terletak persis berhadapan dnegan masjid. Untuk masuk ke museum ini kami membeli tiket terusan seharga TL 135 yang bisa digunakan untuk memasuki Hagia Sofia, Istana Topkapi dan museum arkeologi. Kami mengantre selama kurang lebih 30 menit karena ramainya wisatawan yang datang, hal ini dikarenakan masih dalam libur musim panas bagi anak-anak sekolah. Museum Hagia Sofia ini dulunya merupakan masjid dan gereja yang dibangun sejak masa kaisar Constatinus II tahun 306 lalu berubah menjadi masjid setelah Sultan Mehmet menaklukan Konstantinopel. Di dalam Hagia Sofia sendiri masih terdapat lukisan bunda maria dan putranya yang kemudian diapit dengan kaligrafi lafaz Allah dan Muhammad. Selain ada juga kaligrafi nama nama Khulafurrasyidin (4 sahabat Nabi) serta cucu Nabi Hasan dan Husain.

Setelah dari Hagia Sofia kami menuju Topkapi Palace sebuah museum yang menyimpang benda bersejarah umat islam, di antaranya pedang Nabi Muhammad, pedang para 4 khalifah, pedang sahabat Khalid bin Walid, gamis (pakaian) Fatimah Zahra putri Nabi dan masih banyak lag yang disimpan di ruang khusus bernama Privy chamber. Di ruangan ini pengunjung tidak diperkenankan untuk memotret ataupun merekam video.

Hari mulai sore kami berjalan menyusuri wilayah Eminou untuk ikut dalam Bhosporus tour. Kami menggunakan Istanbulkart untuk membayar tour ini. Setelah selesai tour, kami menghabiskan sore di dermaga dan menikmati Balik Ekmek yaitu sandwich yang diisi dengan ikan segar tomat dan selada seharga TL 15 rasanya nikmat sekali ditambah pemandangan abang abang brewokan berhidung macung yang lalu lalang.

Hari kedua kami habiskan dengan menyusuri pasar tradisonal yang sangat terkenal yaitu Grand Bazaar, di grand bazaar kita bisa menemukan aneka oleh oleh khas Turki seperti suvenir, makanan dan pakaian. Namun menurut kami harganya termasuk mahal. Kami menyusuri lorong-lorong yang tembus ke spice bazaar (Egypt Bazaar) di sini harga relatif lebih murah dibanding Grand bazaar untuk bumbu-bumbu, teh dan manisan khas turki. Setelah puas mengeksplor pasar kami menikmati turkish delight yang sangat terkenal di restoran Hafiz Mustafa. Kami memesan Baklava, Kunafe, Sutlac (rice pudding) dan tentu saja turkish coffee dan tea. Rasa hidangan yang sangat manis memang pas disajikan dengan teh Turki yang pahit. Setelah kenyang kami berjalan menuju Galata Tower lalu dilanjutkan ke Istiklal Street, sebuah jalan sepanjang 3 km yang dipenuhi pertokoan modern juga restauran di kanan dan kirinya, satu yang khas dari Istiklal Street adalah tram berwarna merah yang masih beroprasi di tengah padatnya jalanan. Tak terasa kami berjalan sampai sore hari itu. Malam harinya kami habiskan di daerah Besiktas untuk menikmati seafood yang terkenal Derya Balik.

Hari ketiga di Istanbul sebelum kami terbang ke Kayseri, kami gunakan untuk mengunjungi Istana Dolmabahce. Dengan tiket seharga TL 90 kita bisa melihat istana peninggalan masa kejaayan sultan-sultan dari Kekaisaran Turki Usmani. Terdapat beberapa bangunan di komplek istana antara lain bangunan Hareem yaitu tempat tingal istri-istri sultan dan bangunan utama (tempat tinggal dan kerja) Sultan. Setiap detil desain bangunannya membuat saya takjub namun sayang kita tidak diperkenankan memotret ataupun merekam gambar di dalam istana. Selepas menikmati kemegahan istana kami singgah menuju Stadum Besiktas, markas tim sepakbola Besiktas sebelum menuju ke Bandara Sabiha Gokcen yang terletak di sisi Istanbul bagian Asia.

Istanbul adalah peninggalan sejarah penuh dengan kenangan dan kemegahan masa lalu. Saya membayangkan bisa menikmati kemegahan masa kini di kota modern Dubai. Kota yang terkenal dengan kemegahan arsitekturnya. Gedung gedung pencakar langitnya, taman bunga yang luas, Palm jumeirah yang mewah. Ingin sekali bisa menghabiskan satidaknya satu kali dalam hidup untuk menikmati kemegahan Dubai dari Burj Khalifa. Cukup menikmati dari jendela lantai tertingginya tanpa harus bergelantungan menggunakan sarung tangan seperti agent Ethan Hunt di Mission impossible. Saya selalu berkeyakinan bahwa apa yang pernah terlontar dalam pikran hati dan perbuatan pasti akan ada jalan untuk diwujudkan, Seperti halnya perjalanan saya ke Turki, maka selanjutnya mimpi saya adalah Dubai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar