Selasa, 07 Januari 2020

Traveling Saat Musim Panas di Turki

Menikmati musim panas di Turki menjadi salah satu pengalaman yang harus dicoba. Begini pengalaman saya ketika berkunjung ke sana.
Turki sebenarnya tidak masuk dalam top three bucket list untuk saya kunjungi, namun saya pernah bergumam jika ada promo tiket ke turki yang waktunya sesuai akan saya ambil. Dan benar saja, berbekal tiket Rp 5,2 juta PP Oman Air dengan rute Jakarta-Muscat-Istanbul-Muscat-Jakarta maka berangkatlah saya dengan seorang teman saya untuk 10 hari menikmati libur musim panas di Turki.

Rute perjalanan saya di turki adalah Istanbul-Goreme (Cappadocia)-Konya-Izmir-Istanbul. Namun pada tulisan kali pertama ini saya akan bercerita tentang Istanbul, selanjutnya akan saya ceritakan kota-kota lain yang saya kunjungi. Minggu pagi pukul 5 waktu setempat kami mendarat di bandara Istanbul baru. Setelah melalui proses imigrasi yang memakan waktu tidak lebih dari 2 menit saya sudah bisa masuk Kota Istanbul. Hanya perlu menunjukkan paspor dan visa A1 yang sudah saya ajukan sebelumnya melalui online dengan biaya $26.

Kami bergegas ke lantai dasar untuk menaiki bus Havasit menuju Taksim square. Kami membeli satu Istanbulkart yang bisa digunakan berdua seharga TL 20 dan mengisi TL 100 untuk kami gunakan sebagai pembayaran transportasi publik di Istanbul. Selama tiga pertama kami tinggal di sebuah apartemen yang kami sewa melalui Airbnb di daerah Beyoglu seharga $21 per malam. Lokasinya sangat strategis hanya perlu berjalan kaki untuk mencapai Taksim square. Pertimbangan kami apalagi kalau bukan untuk menghemat. Bebekal kopi, mie instan, saos sambal, kecap dan sambal trasi olahan mbak di kantor kami sudah bisa menghemat sarapan. Makan siang dan malam barulah kami menikmati makanan lokal.

Sebelum pergi kami mencari informasi mengenai apa yang harus dikunjungi, makanan apa yang harus dicoba, rute transportasi publiknya serta jadwal buka museum dan pasar. Karena kami tiba di hari Minggu dimana Grand Bazaar tutup, maka hari pertama kami habiskan dengan mengunjungi museum di area Sultanahmet. Suhu 34 Celcius tidak menghalangi kami untuk berjalan dari satu tempat ke tempat lain.Di kawasan Sultanahmet terdapat beberapa tujuan wisata yang letaknya sangat berdekatan. Kami mengunjungu Masjid Sultanahmet atau yang terkenal dengan sebutan Blue Mosque dikarenakan ornamennya yang serba berwarna biru. Masjid masih dalam tahap renovasi sejak dua tahun lalu, salah satu menaranya bahkan ditopang besi besi, namun itu tidak menyurutkan para wisatawan yang datang dari berbagai mancanegara untuk mengunjunginya.

Untuk pengunjung wanita yang tidak memakai hijab atau penutup kepala atau bahkan berpakaian pendek, pihak masjid telah menyediakan kain dan selendang berwarna biru untuk dipinjam dengan gratis. Sebelum memasuki masjid kita akan disediakan kantong plastik untuk menyimpan sepatu, hal ini karena masjid ini masih berfungsi sebagai tempat beribadah sehingga pengunjung diharuskan masuk tanpa alas kaki.

Dari masjid sultanahmet kami menuju museum Hagia Sofia atau Ayasofia yang terletak persis berhadapan dnegan masjid. Untuk masuk ke museum ini kami membeli tiket terusan seharga TL 135 yang bisa digunakan untuk memasuki Hagia Sofia, Istana Topkapi dan museum arkeologi. Kami mengantre selama kurang lebih 30 menit karena ramainya wisatawan yang datang, hal ini dikarenakan masih dalam libur musim panas bagi anak-anak sekolah. Museum Hagia Sofia ini dulunya merupakan masjid dan gereja yang dibangun sejak masa kaisar Constatinus II tahun 306 lalu berubah menjadi masjid setelah Sultan Mehmet menaklukan Konstantinopel. Di dalam Hagia Sofia sendiri masih terdapat lukisan bunda maria dan putranya yang kemudian diapit dengan kaligrafi lafaz Allah dan Muhammad. Selain ada juga kaligrafi nama nama Khulafurrasyidin (4 sahabat Nabi) serta cucu Nabi Hasan dan Husain.

Setelah dari Hagia Sofia kami menuju Topkapi Palace sebuah museum yang menyimpang benda bersejarah umat islam, di antaranya pedang Nabi Muhammad, pedang para 4 khalifah, pedang sahabat Khalid bin Walid, gamis (pakaian) Fatimah Zahra putri Nabi dan masih banyak lag yang disimpan di ruang khusus bernama Privy chamber. Di ruangan ini pengunjung tidak diperkenankan untuk memotret ataupun merekam video.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar