Jumat, 03 Januari 2020

Pengalaman Menegangkan Bersama Komodo (2)

Komodo juga pernah turun di sekolah, suatu hari saat anak-anak pulang sekolah, tiba-tiba komodo muncul di depan pintu sekolah, anak-anak heboh sambil berkata, "Ada Ora...Ora (Komodo dalam bahasa setempat)". Akhirnya guru menggiring komodo pergi menggunakan tongkat kayu. Kami juga pernah melihat bangkai komodo yang tergletak di dekat sekolah dengan kondisi perut berdarah. Komodo tersebut mati diduga karena memakan rusa dan tanduknya menancap di perut komodo. Komodo memang sering turun ke desa karena jumlah komodo di kawasan Taman Nasional Komodo sekitar 3012 ekor.

Selain di desa komodo, tempat wisata yang berada di dekat desa yang menjadi magnet turis saat berburu komodo adalah Loh Liang. Loh Liang merupakan kawasan di Komodo National Park. Di sana kita akan mengenal komodo lebih dekat karena kita akan diajak menjelajah hutan untuk melihat habitat langsung komodo ditemani Naturalist Guide. Tidak hanya komodo, di Loh Liang kita akan menemukan banyak satwa yang sangat elok seperti berbagai jenis burung, rusa, babi hutan dll. Kita juga akan menjumpai oleh-oleh khas komodo seperti patung komodo, mutiara, souvenir dan kaos yang dijual masyarakat desa.

Pertama kali saya ke Loh Liang, saya bersama teman-teman perempuan KKN. Setelah mengajar di SD, kami diajak Bapak Yusuf (penduduk desa) untuk berlibur ke Loh Liang karena disana ada acara internasional IMF. Kami berdelapan sangat senang karena ini adalah liburan pertama kami disela kesibukan program pengabdian di desa. Akan tetapi saat kami menaiki perahu tiba-tiba HP teman saya tercebur ke Laut. Segera bapak Yusuf menyelam untuk mencari HP. Melihat hal tersebut sekitar 6 anak SMP ikut membantu mencari HP. Akan tetapi setelah beberapa waktu mencari, kami belum menemukan HP. Karena hari semakin siang, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sekitar 20 menit menuju Loh Liang.

Meskipun perasaan kami cukup sedih karena HP hilang, perasaan itu sirna ketika melihat Komodo. Kami berfoto dengan hewan yang menjadi The New 7 Wonders of Nature dibantu oleh Guide. Setelah puas berkeliling di Loh Liang kami pulang ke desa. Kemudian Pak Yusuf menyelam lagi untuk mencari HP dan alhamdulillah HP teman saya ditemukan. Segera kami berlari menuju posko untuk merendam HP ditumpukan beras. Teman saya sangat sedih, dia menganggap HP nya sudah rusak karena sudah terkorosi air laut selama 4 jam. Tetapi ternyata HP teman saya dapat kembali normal berkat reparasi dari warga desa.

Kali kedua saya ke Loh Liang yaitu bersama Mayarakat Peduli Sampah (MPS) kami ke Loh Liang untuk mengumpulkan sampah yang berserakan. Kami mengumpulkan beberapa karung sampah dari Loh Liang dan membawa sampahnya ke Labuan Bajo. Ketiga kalinya saya ke Loh Liang bersama semua anggota tim KKN ditemani beberapa pemuda desa Komodo. Di Loh Liang terdapat 3 macam tracking yaitu short tracking, medium tracking dan long tracking. Karena cuaca yang sangat panas, kami memutuskan untuk mengeksplore Loh Liang dengan Medium Tracking.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar