Seorang dokter perempuan di rumah sakit Wuhan, Provinsi Hubei, meninggal dunia. Ahli pencernaan ini juga merawat pasien dengan virus corona COVID-19.
Dokter bernama Xia Sisi (29) terinfeksi saat bekerja di Union Jiangbei Hospital, Wuhan. Ia dirawat pada 19 Januari lalu dipindah ke Zhongnan Hospital pada 7 Februari karena kondisinya memburuk.
Dikutip dari Straitstimes, dr Xia meninggal pada Minggu (23/2/2020).
Dalam kurun 24 jam, kabar kematian dokter lainnya datang dari Ziaogan Central Hospital. dr Huang Wenjun yang merupakan ahli pernapasan mengalami pneumonia sebelum mengembuskan napas terakhirnya.
Otoritas kesehatan China telah meminta agensi kesehatan lokal untuk memberikan penghormatan pada tenaga medis yang gugur. Mereka juga diminta membantu keluarga yang ditinggalkan.
Sempat Terendam Banjir, Begini Kondisi Terkini Alat Radiologi RSCM
Banjir Jakarta pada Minggu (23/2/2020) sempat menggenangi sejumlah titik di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Beberapa alat radiologi dan radioterapi sempat terendam genangan.
Dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (24/2/2020), proses pengeringan alat radiologi maupun radioterapi telah setelah dilakukan. Saat ini, uji fungsi akan dilakukan pada alat-alat tersebut dengan melibatkan Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
"Pelayanan pasien radiologi akan tetap berjalan seperti biasa dan akan dilakukan di unit yang lain seperti UGD, Kencana dan Kiara," tulis Humas RSCM dalam rilisnya.
RSCM juga menyampaikan, untuk pelayanan Tomo Terapi dokter akan melakukan pengalihan ke alat lain jika dimungkinkan, namun bila tidak akan dilakukan proses rujukan ke RS lain sesuai koordinasi pihak RSCM.
Kepada wartawan, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI Jakarta Satriadi di RSCM Jakarta, sebelumnya menyebut banjir di RSCM terjadi karena saluran pembuangan air yang terlalu kecil.
"Setelah kita cek ternyata memang ada daya tampung (air di) taman yang dekat dengan ruangan radiologi yang karena tidak tertampung. Kemudian air melimpah ke ruangan itu (radiologi)," katanya, Minggu (23/2/2020).
Ngetren 'Puasa Kering', Pakar Nutrisi Ingatkan Bahaya Membatasi Minum
Puasa kering adalah tren baru yang sedang populer di kalangan influencer. Namun tren yang dipercaya bisa mendetox racun-racun di tubuh dan membantu diet ini disebut berbahaya oleh ahli gizi.
Sebelumnya, kamu perlu tahu dulu pengertian dari puasa kering. Puasa kering ini adalah puasa minum air mineral. Jadi kamu cuma mendapat cairan dari makanan seperti buah-buahan atau sayur-sayuran segar.
"Walaupun ada beberapa variasi, puasa kering pada dasarnya tidak minum sama sekali. Kamu hanya mendapatkan air dari makanan, terutama buah-buahan dan sayuran segar," kata Jackie Newgent, RDN, ahli gizi kuliner.
Salah satu influencer dari Austria, Sophie Prana, membagikan video diet puasa keringnya, di mana ia menggambarkan praktik itu sebagai pilihan terbaik.
Meskipun faktanya buah-buahan dan sayuran, adalah makanan yang kaya akan air dan dapat menghidrasi tubuh, nyatanya tetap akan sulit untuk mendapatkan semua cairan yang kita perlukan dalam satu hari, demikian jelas editor nutrisi kontribusi kesehatan, Cynthia Sass, RD, yang dikutip dari Health.
Menurut Akademi Ilmu Kedokteran Teknik Nasional, wanita di atas usia 19 membutuhkan total 2,7 liter cairan per hari yaitu lebih dari 11 gelas, sedangkan pria membutuhkan 3,7 liter, atau lebih dari 15 gelas. "Sekitar 20 persen dari cairan kami biasanya berasal dari makanan, tetapi itu masih menyisakan 8-12 gelas berdasarkan yang wajib dikonsumsi, belum termasuk kebutuhan tambahan karena berolahraga," jelasnya.
Menurut Sass, tubuh menggunakan air untuk mendukung pencernaan dan sirkulasi yang sehat, membantu mengatur suhu tubuh, melumasi sendi, mendukung fungsi organ, dan melindungi organ dan jaringan. Ketika tubuh kehilangan 2 persen cairan, hal ini dapat berdampak negatif pada kinerja fisik, merusak suasana hati, mengurangi konsentrasi, meningkatkan sakit kepala, merusak memori kerja, dan meningkatkan kecemasan dan kelelahan.
https://nonton08.com/delicious-swapping-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar