Selasa, 10 Desember 2019

Eropa Diskriminasi Sawit RI, Jokowi: Kita Gunakan Sendiri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuarakan produk minyak kelapa sawit (CPO) tanah air lebih baik dimanfaatkan di dalam negeri. Hal itu seiring adanya diskriminasi yang dilakukan negara Uni Eropa.

Menurut Jokowi, pemanfaatan minyak kelapa sawit di dalam negeri juga bisa menjadi upaya pemerintah dalam menekan tekor neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (CAD).

"Kenapa harus tarung dengan Uni Eropa karena kita di-banned diskriminasi CPO kita? Kita pakai sendiri saja," kata Jokowi saat menjadi pembicara kunci di acara CEO Forum, Jakarta, Kamis (28/11/2019).

CPO yang dimanfaatkan di dalam negeri, dikatakan Jokowi bisa untuk pengembangan program biodiesel sebagai bahan campuran BBM jenis solar. Sampai saat ini, pemerintah baru bisa menerapkan B20.

"Sudah berjalan B20, masuk lagi B50, B100 artinya CPO kita gunakan sendiri untuk biodiesel, biofuel," jelas dia.

"Kan kelihatan harga CPO 1-2 tahun kelihatan, sekarang sampai berapa nantinya B30 di Januari dan B100 akan angka berapa artinya petani sawit kita akan menikmati harga yang baik, target kita di sana," sambungnya.

Tidak hanya itu, Jokowi mengungkapkan bahwa dalam rangka menyelesaikan masalah defisit neraca perdagangan dan CAD juga akan ditempuh melalui pengembangan 10 Bali baru, di mana 10 lokasi pariwisata ini akan menjadi sumber devisa baru bagi pemerintah.

Dari 10 Bali baru, pemerintah memilih lima destinasi super prioritas yaitu Labuan Bajo, Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Bunaken. Seluruh destinasi super prioritas ini ditargetkan selesai pada akhir 2020.

"Saya kasih contoh misalnya Borobudur, bulan Maret nanti Yogyakarta International Airport selesai 100 persen, dari sana akan ada jalan langsung Borobudur lebih dekat, turis bisa lebih dekat, dan lingkaran juga akan diperbaiki termasuk penyiapan lahan yang dikhusukan mendukung Borobudur sebagai tempat wisata yang wajib dikunjungi turis luar," ungkap dia.

Pengusaha Sawit hingga Daun Kelor RI Jajaki Pasar Ekspor Korsel

Jalinan cinta antara Korea Selatan dan Indonesia semakin erat, terutama dari sisi perdagangan karena deklarasi bersama (Indonesia-Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement/IK CEPA). Selesainya perjanjian ini menandakan kedua negara lebih dekat menuju pengesahan atau penandatanganan IK-CEPA tahun depan.

Termasuk kegiatan ekspor impor. Misalnya, Korsel yang sudah 'mengimpor' budayanya melalui drama Korea, Kpop, animasi, bahasa Korea sampai makanan yang sudah akrab gaya hidup orang Indonesia.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di depan pelaku usaha Korsel mengungkapkan baru-baru ini, grup Kpop asal Korsel, BTS juga telah menjadi duta untuk Tokopedia yang merupakan unicorn asal Indonesia.

"Presiden kami, bapak Joko Widodo juga pernah bilang kalau dia adalah penggemar K-pop. Waktu itu dia bilang 'Saya dan putri saya sudah pergi ke konser Super Junior dua kali'," ucap Agus disambut tawa dan tepuk tangan pelaku usaha Korsel, di Hotel Lotte, Busan, Rabu (27/11/2019).

Karena sudah deklarasi dan makin dekat dengan perjanjian, Kementerian Perdagangan menggelar misi dagang di Korsel. Misi ini diharapkan bisa membuka jalur-jalur perdagangan produk unggulan Indonesia yang tak bisa dihasilkan di Korsel.

Agus yang memimpin misi dagang ini menjelaskan, banyak komoditas unggulan yang dibawa dan memiliki peluang besar untuk dipasarkan di negara tempat lahirnya Super Junior itu.

"Misi dagang kali ini kami membawa pelaku bisnis seperti keramik, benang, kayu lapis, veneer, bubuk konjak, produk ikan dan ikan kering, rumput laut, garmen, daun kelor, bubuk kakao, kopi, minyak kelapa sawit, jasa keuangan, badan investasi sampai teh," ujar Agus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar