Rabu, 18 Desember 2019

Lebih Dekat dengan Pemetik Teh Gunung Ungaran

Gunung Ungaran di Semarang, Jawa Tengah memiliki pemandangan indah. Tidak hanya hutan hujan tropis dengan anggreknya, tapi juga dengan hamparan kebun tehnya.

Gunung Ungaran (2050 mdpl) di Semarang, Jawa Tengah merupakan salah satu gunung yang masih mempunyai hutan hujan tropis dengan keanekaragaman hayatinya. Tidak hanya itu, di salah satu lerengnya pada zaman dahulu dijadikan tempat pemujaan atau ibadah oleh umat Hindu dengan membangun beberapa candi, berjumlah sembilan. Sisa-sisa candi ini sekarang terkenal dengan nama Gedong Songo.

Di kawasan Candi Gedong Songo ini juga masih menyisakan aktivitas vulkanis dengan adanya semburan uap mengandung belerang dan aliran air panas. Kawasan di sekitar Candi Gedong Songo yang sejuk ini terkenal sebagai kawasan wisata dan tempat camping ground.

Buat para wisatawan yang ingin suasana adventure di Gunung Ungaran bisa juga mendaki ke puncak Gunung Ungaran. Dari puncak gunung Ungaran kita bisa melihat hamparan pulau jawa dengan jajaran gunung gemunungnya.

Namun di desa terakhir, desa Promasan pun juga menyimpan keindahan bentang alam sendiri. Di desa terakhir ini kita bisa menjumpai beberapa goa jepang peninggalan tentara Nippon pada saat perang dunia ke 2. Tentara Jepang ini membangun goa disini untuk bersembunyi dari kejaran tentara NICA.

Selain bisa melihat goa bersejarah bekas perang dunia ke 2, di desa Promasan kita juga bisa mengikuti aktifitas perempuan-perempuan pemetik teh. Masyarakat di desa Promasan yang sebagian besar bekerja sebagai pemetik teh pagi-pagi sekali sudah bangun, menjerang air untuk menyeduh teh dan memasak sarapan kemudian menyusuri jalanan untuk memanen pucuk-pucuk daun teh.

Jari-jari lentik para pemetik teh ini dengan lincah akan memilih dan memetik pucuk teh dengan tiga daun teratas kemudian melemparkan di keranjang yang digendong di belakang punggungnya dengan kain.

Daun-daun teh yang sudah dipetik ini kemudian akan dibawa ke tempat penimbangan yang terletak di pojokan perkampungan. Setelah ditimbang dan pemetik teh mendapat upah, daun-daun teh ini kemudian dikirim ke pabrik teh PT Rumpun Medini untuk diolah menjadi teh siap seduh.

Jika beruntung, ketika kita meginap di rumah penduduk di Promasan, kadang akan disuguhi teh yang diolah secara tradisional oleh mereka. Biasanya daun-daun teh yang masih segar akan diolah dengan cara disangrai sampai kering.

Setelah daun teh kering kemudian diseduh dengan air panas. Sangat menyegarkan ketika diminum di lereng Gunung Ungaran di suhu dingin sambil memandang puncak gunung Ungaran dengan latar depan hamparan kebun teh yang menghijau.

Warisan Sejarah & Kebudayaan Yogyakarta yang Indah

 Yogyakarta, kota dengan semboyan Hamemayu Hayuning Bawana ini memang menarik untuk dikunjungi. Di sini ada banyak peninggalan sejarah dan kebudayaan yang indah.

Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata utama di Pulau Jawa. Memiliki luas wilayah 3.185,80 km persegi, dengan beragam pesona alam dan destinasi wisata.

Di antaranya terdapat beberapa tempat wisata yang memiliki sejarah tersendiri dan wajib dikunjungi. Yang pertama ada Keraton Yogyakarta, didirikan pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengku Buwono I.

Berlokasi di Kota Yogyakarta dan merupakan tempat tinggal resmi para Sultan yang bertahta di Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain memiliki kemegahan bangunan, Keraton Yogyakarta juga memiliki suatu warisan budaya yang tak ternilai. Di antaranya adalah upacara-upacara adat, tarian-tarian sakral, dan pusaka.

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang, mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan. Terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan kecamatan Prambanan, Klaten.

Candi ini termasuk situs warisan dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.

Wisata Candi Prambanan dibuka setiap hari pada pukul 06.00-17.00. Dan pada malam bulan purnama setiap bulannya pada pukul 20.00 - 22.00 digelar pertunjukan sendratari Ramayana.

Monumen Yogya Kembali, dibangun pada tanggal 29 Juni 1985. Adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di Kota Yogyakarta dan dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Museum Monumen dengan bentuk kerucut ini terletak di wilayah Sleman, Yogyakarta. Dibuka pada hari Selasa-Minggu pada pukul 08.00-16.00.

Monumen ini memiliki banyak cerita bersejarah tentang Yogyakarta di masa lalu. Ketika anda berada di tempat ini, anda akan mendapatkan ilmu dan berbagai macam informasi yang berharga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar