Kamis, 05 Desember 2019

Sepak Bola dan Prestise Bangsa (2)

Selain jadwal, Komdis PSSI juga menjadi sorotan. Ketika denda atau sanksi yang diterapkan oleh Komdis kepada klub ataupun pemain begitu luar biasa besar dalam hal nominal, tetapi tidak sejalan dengan kedisiplinan klub ataupun pemain. Perhatian yang besar tentunya bagaimana harusnya Komdis PSSI mampu membina klub atau pemain dalam hal kedisiplinan baik di luar maupun di dalam lapangan. Bukan dengan memberikan sanksi material saja, tetapi diperlukan sanksi yang lebih membangun kedisiplinan, seperti halnya pembinaan secara berkelanjutan terhadap klub yang dikenakan sanksi.

Pembinaan ini tentunya akan melibatkan komponen-komponen klub yaitu pemain, pelatih, official, manajemen, dan tentunya kepada suporter juga. Tentunya hal ini menuju kepada kualitas fair play pemain, pelatih, official, dan suporter saat pertandingan berlangsung. Hal ini sangat penting untuk dilakukan melihat data dari Litbang Save Our Soccer (SOS) yaitu sudah 74 suporter di Indonesia tewas sejak 1994. Itu belum termasuk ke liga dalam kasta yang lebih rendah dan tidak terdeteksi.

Terbaru, kasus dari Haringga Sarila, tewas terbunuh karena dikeroyok pada pertandingan antara Persib melawan Persija Jakarta pada pagelaran Liga 1 2018. Sangat memprihatinkan, sepak bola sebagai sebuah permainan bola besar yang memiliki peminat dan penggemar yang sangat besar di Indonesia malah menjadi sebuah ancaman serius dalam hal suporter. Sorotan dan PR besar bagi PSSI, terlebih kepada Komdis PSSI.

Kekerasan terhadap wasit juga menjadi salah satu noda dalam sepak bola Indonesia. Kejadian terbaru adalah di pertandingan Liga 3 antara Persibara Banjarnegara melawan Bhayangkara Muda. Salah seorang pemain Bhayangkara Muda melakukan aksi pemukulan terhadap wasit yang berujung pada digantikannya wasit tersebut. Semakin miris dengan mental pemain yang kurang sesuai dengan slogan fair play. Melihat kasus tersebut tentu harus ada evaluasi dari PSSI tentang kedisiplinan pemain. Bagaimana membangun mental yang bagus bagi para pemain di Indonesia.

Ketika kita berbicara tentang sepak bola di luar negeri khususnya di Eropa, maka kita bisa melihat sebuah perbedaan yang mencolok. Bagaimana esensi sepak bola bukan hanya sebuah permainan yang dinikmati, melainkan sudah menjadi esensi kebersamaan bahkan mampu memberikan pesan perdamaian dan kasih sayang. Liga Inggris atau biasa dikenal England Premiere League adalah salah satu liga terbaik di dunia dikenal akan sistem liga yang terstruktur dan kompetitif.

Liga Spanyol atau biasa disebut La Liga, salah satu liga yang terkenal akan permainan tiki taka-nya. Liga Italia dikenal akan bek-beknya yang tangguh. Dari itu semua, kita bisa berkaca bahwa sebagai sebuah permainan, ternyata sepak bola bisa memberikan sebuah prestise kepada sebuah negara atau bangsa. Tergantung bagaimana sepak bola di dalam negara tersebut membuat ciri khasnya tersendiri. Ayo, Indonesia...kita bangun prestise bangsa dengan memperbaiki bersama citra sepak bola Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar