Rabu, 04 Desember 2019

Airlangga: Terima Kasih Pak Jokowi Selalu Jaga Warisan Reformasi

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto bicara soal wacana penambahan masa jabatan presiden. Dia memuji sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya selalu menjaga warisan reformasi.

"Terima kasih, apresiasi kepada Presiden Haji Joko Widodo di tengah kesibukan beliau, Bapak Jokowi selalu menyempatkan diri hadir dalam setiap acara kita. Pak Jokowi adalah tokoh panutan kita semua. Selalu jaga prinsip prinsip pembatasan periodisasi kekuasaan," kata Airlangga dalam Munas X Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).

Jokowi sebelumnya menyatakan dirinya adalah produk hasil pemilihan langsung dan menyebut wacana penambahan masa jabatan presiden dilontarkan pihak yang ingin menjerumuskannya. Airlangga mengapresiasi sikap Jokowi.

"Kami juga memberikan apresiasi, karena Bapak Jokowi, Presiden Republik Indonesia, selalu setia menjaga warisan reformasi. Oleh karena itu, kader Partai Golkar mari kita berikan aplaus untuk Bapak Presiden," kata Airlangga.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyebut pihak yang memunculkan wacana itu hendak mencari muka ke dirinya.

"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," kata Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Pertemukan Airlangga-Bamsoet, Luhut Bantah Disuruh Jokowi

Politikus senior Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan, sore tadi mempertemukan dua caketum Golkar, yaitu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang berujung pengunduran diri Bamsoet dari pencalonan Ketum Golkar. Apakah pertemuan itu atas arahan Jokowi?

"Nggak (arahan presiden). Arahan kami saja itu Golkar," kata Luhut di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2019).

Luhut juga menepis ada tekanan-tekanan dalam Munas Golkar. Dia bercerita sempat bertemu dengan sesama politikus Golkar di Serpong kemarin malam hingga akhirnya sepakat bertemu lagi sore ini sebelum Munas Golkar.

"Ah nenekmu yang bilang (ada tekanan). Siapa yang mau tekan-tekan, ini kan negara demokrasi. Kami ketemu kemarin malam di Bumi Serpong Damai. Kita ngomong-ngomong, terus tadi malam janjian dan sepakat ketemu lagi di sini," ucapnya.

Lalu, mengapa para politikus Golkar ini berkumpul di kantor Luhut?

"Kan aku pindah-pindah acaranya banyak. Gampangnya aja, jangan dibikin repot," ujar Luhut.

Para Caketum Golkar Mundur Sebelum Munas, Ada Faktor Jokowi?

Para bakal caketum Golkar mundur sebelum Munas X resmi dibuka. Ada faktor Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hal ini?

Beredar kabar Golkar membuat kesepakatan untuk menyelesaikan negosiasi terkait pencalonan Partai Golkar dengan para kandidat caketum sebelum Jokowi membuka Munas. Ketua Pelaksana Munas Golkar Adies Kadir menyebut kesepakatan itu mengalir saja.

"Kesepakatannya mengalir saja, tidak ada kesepakatan resmi 'ayo kita harus sebelum presiden hadir sudah beres semua', tidak ada begitu dan ini mengalir semua. Karena apa? Karena sudah biasanya kalau sudah masuk area munas ini susah dibendung karena pendukung itu kan pasti mendorong, tapi sebelum munas masih bisa diredam," kata Adies di Hotel Ritz-Carlton, Jaksel, Selasa (3/12/2019. Adies menjawab pertanyaan apakah ada kesepakatan Golkar menyelesaikan soal caketum sebelum Jokowi tiba di lokasi Munas.

Adies Kadir menyebut Munas Golkar bakal diisi sejumlah kegiatan rapat paripurna. Dalam rapat itu, andai belum terwujud konsolidasi, ada kemungkinan prosesnya berjalan alot dan menimbulkan gesekan.

"Jadi alangkah baiknya diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. Memang tidak terlepas bahwa keinginan dari Golkar ingin memperlihatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia kepada Presiden bahwa kami partai besar yang bisa bermusyawarah mufakat dan bisa memilih calon pimpinan tanpa harus ribut-ribut dan kita tidak ingin terpecah kembali," jelas dia.

Ketua Pelaksana Munas Golkar Adies KadirKetua Pelaksana Munas Golkar Adies Kadir (Gibran Maulana/detikcom)

"Jadi kalau dibilang penting Presiden ya bisa dibilang begitu, tergantung bagaimana interpretasi masing-masing," imbuh dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar