Jumat, 01 Mei 2020

Kisah Gary Vaynerchuk, Influencer Berharta Rp 2,2 Triliun (2)

Makin tenar, Gary mulai fokus menggunakan media sosial untuk menumbuhkan bisnis dan mereknya. Dia mulai menjadi pengguna Twitter yang sangat aktif. Saat membuka akun Twitter, Gary membangun audiensi lebih dari 1,3 juta orang. Kerja keras Gary telah menyempurnakan mesin pembuat konten.

Setelah keberhasilannya dengan WineLibrary di banyak platform media sosial, Gary memulai hal yang baru bersama saudaranya. Dia membentuk VaynerMedia, sebuah agensi pemasaran digital. Dia ingin memanfaatkan keahliannya dalam membuat konten sebagai komoditas untuk dijual.

VaynerMedia adalah agen global layanan lengkap. Bahkan sudah memiliki klien-klien besar seperti Chase, PepsiCo, Hulu, Toyota, Johnson, Shell, Green Mountain Coffee, NBA, dan banyak lagi. Gary dan saudaranya menyediakan layanan berupa strategi mendongkrak nama di media sosial. Ada juga VaynerMentors, alias layanan konsultasi premium yang membantu pertumbuhan dan skala bisnis.

Gary mendirikan VaynerMedia pada tahun 2009. Sekarang dia memiliki lebih dari 600 karyawan di seluruh dunia. Pada 2016, agensi itu meraup pendapatan US$ 100 juta berkisar Rp 1,4 triliun.
Baca juga: Kisah Brunello Cucinelli, Desainer Kaya Langganan Miliuner

Merasa dirinya sebagai influencer, Gary pun mulai jadi pembicara alias motivator dan berkeliling ke seluruh negeri setiap tahunnya. Dia mengenakan biaya sebanyak US$ 100 ribu atau berkisar Rp 1,4 miliar untuk sekali presentasi.

Kekayaan pribadi Gary sendiri berkisar di angka US$ 160 juta atau berkisar Rp 2,24 triliun, dan diproyeksikan akan segera mencapai US$ 200 juta alias Rp 2,8 triliun. Dia juga mulai berinvestasi di perusahaan teknologi besar seperti Facebook, SnapChat, Tumblr, dan Twitter.

 Gary Vaynerchuk merupakan contoh tokoh yang meraih kesuksesannya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Kesuksesan Gary didapatkan dengan cara menjual konten, bisa dibilang Gary merupakan salah satu influencer di media sosial.

Garey merupakan seorang ahli dalam memproduksi konten yang sangat menarik dan inspirasional di media sosial. Bahkan dengan konten medsos dia telah berhasil memulai perusahaannya sendiri. Kini, Gary memiliki agen pemasaran digital yang didirikan bersama dengan saudaranya.

Jauh sebelum kesuksesan itu, Gary cuma seorang anak dari pasangan imigran asal Rusia. Ayah ibunya memutuskan untuk mengungsi ke Amerika Serikat demi menghindari rezim komunis Uni Soviet, peristiwa ini dilakukan kala Gary masih berumur 3 tahun.

Gary sendiri lahir pada 14 November 1975, keluarganya menetap di Edison, New Jersey. Di sana, ayahnya bekerja di sebuah toko minuman keras. Sambil bekerja keras, ayahnya pun menabung cukup uang untuk menjalankan bisnisnya sendiri.

Pada tahun 1988, hanya 10 tahun setelah pindah ke Amerika, ayahnya menjadi mitra di sebuah toko minuman keras. Bahkan, sempat berhasil membeli saham mitranya dalam bisnis kecil.

Gary sudah memiliki keahlian berwirausaha sejak kecil, saat masih sekolah dirinya ditunjuk untuk menjajakan beberapa gerobak es limun. Bahkan dia pernah menjual kartu baseball untuk dijual ke anak seusianya.

Bahkan usahanya ini pun didukung penuh oleh orang tuanya. Bagaimana tidak, Garry berhasil menghasilkan US$ 2 hingga 3 ribu seminggu dari berbagai usaha bisnisnya selama di sekolah menengah.

Di usia 14 tahun, Gary diminta ayahnya untuk bekerja di bisnis toko anggur keluarganya selama akhir pekan dan setiap ada libur sekolah. Dia mengatakan bahwa pengalamannya di toko anggur membantunya untuk belajar banyak mengenai dunia bisnis. Secara khusus, Gary belajar tentang pentingnya memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar