Selasa, 08 September 2020

Menkominfo Ingatkan Sanksi Jika Sebarkan Hoax Virus Corona Berulang-ulang

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan sebanyak 54 kasus hoax di tengah maraknya informasi terkait wabah virus corona di Wuhan, China. Salah satu hoax yang terbaru adalah penggunaan air wudhu bisa mengatasi novel coronavirus.
Menanggapi hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menjelaskan, pihaknya tidak akan sampai men-takedown hoax tersebut.

"Ini kan kita sebarkan dulu, dipersuasi, jangan, stop, ini nambah terus soalnya, Dikasih stempel hoax atau disinformasi," jelasnya saat ditemui di Konferensi Pers Hoax Virus Corona, Senin (3/2/2020).

Menurutnya, penyebar hoax bisa ditindak secara hukum jika dia melakukan penyebaran berita hoax secara terus menerus.

"Kalau berulang-ulang terus ya maka nanti aparat melalui penegakan hukum nanti kita akan proses lebih lanjut," tambahnya.

Alasan WNI yang Pulang dari Wuhan Ditempatkan di Hanggar TNI Natuna

Sebanyak 237 Warga Negara Indonesia (WNI) dan 1 orang WNA yang pulang dari Wuhan, China, ditempatkan untuk karantina di Hanggar Lanud Raden Sadjad Kab Natuna, Kepulauan Riau. Setelahnya, banyak yang bertanya-tanya apa ada alasan khusus mengapa memilih hanggar sebagai tempat karantina WNI tersebut.
"Mengenai mengapa di Natuna, ini adalah kebijakan pemerintah. Tentu pemerintah memiliki banyak pertimbangan karena persoalan jumlah, dan kedaruratan ini sendiri," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Anung Sugihantono, saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan Jl HR Rasuna Said, Senin (3/2/2020).

Dijelaskan oleh Anung, karantina bukan berarti tempat pembatasan aktivitas meski dalam kegiatannya, tim kesehatan akan terus melakukan pemantauan kesehatan dan untuk sementara tidak disarankan bepergian, dengan tujuan mengantisipasi penularan dan penyebaran virus corona.

"Petugas kesehatan sudah disiapkan secara bergilir untuk melakukan pengamatan dan observasi serta pelayanan kepada WNI yang di Natuna," sebutnya

Untuk di Natuna sendiri, Kementerian Kesehatan menyiapkan 9 dokter, 6 di antaranya dokter spesialis. Selain itu ada 70 tenaga kesahatan yang memantau kesehatan gizi dan lingkungan kesehatan sekitar.

"Dukungan layanan, penyiapan kebutuhan, dan lain sebagainya, kita pantau, kita memastikan apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat tidak terjadi," pungkasya.

Viral WNI Disemprot Disinfektan, Kemenkes Tegaskan Sesuai Protokol WHO

Ratusan warga negara Indonesia dipulangkan dari Wuhan, China, ke Natuna, Kepulauan Riau. Sesaat setelah tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, video WNI yang disemportkan cairan disinfektan ramai diperbincangkan netizen.
"Prosedur ini jadi bahan tertawaan dunia. Apakah memang ada SOP disinfeksi seperti ini?" tulis salah satu pengguna Twitter seperti dilihat detikcom, Senin (3/2/2020).

Menanggapi, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, dr Anung Sugihantono, menyebut penyemprotan cairan saat WNI turun dari pesawat sudah sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

"Saya memahami memang ada terjadi kontroversi terkait itu, tapi itu (penyemprotan disinfeksi) adalah bagian dari protokol WHO. Memang dilakukan untuk orang, alat angkut, dan barang," jelasnya saat dijumpai di Kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Diwawancara terpisah, Sesditjen P2P Kemenkes, dr Achmad Yurianto menyebut fungsi penyemprotan adalah untuk mematikan bakteri dan virus yang menempel. Cairan disinfektan yang digunakan pun disinfektan khusus untuk manusia.

"Itu memang dibuat untuk manusia, untuk disemprotkan ke orang," tutup dr Yuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar