Di Australia ada sebuah kepulauan cantik nan menggoda bernama Whitsunday. Berpasir putih dan tak tersentuh peradaban, inilah surga di Laut Koral.
Tidak banyak yang mampu mengalahkan romantisme berlayar melewati Kepulauan Whitsunday. Pantai ini terletak tak jauh dari Great Barrier Reef, di Queensland, Australia.
Sebuah gugusan 74 pulau yang nyaris tak berpenghuni, membuat Pulau Whitsunday begitu menggoda. Pantai yang menjadi bagian dari Taman Nasional Pulau Kepulauan Whitsunday.
Dinamakan Whitehaven, pantai ini memang memiliki pasir yang seputih kapas dengan air lautnya yang super jernih. Benar-benar mirip surga!
Keindahan Pantai Whitehaven sangat terjaga seolah-olah pantai ini belum tersentuh oleh peradaban. Padahal kenyataannya pantai ini menjadi magnet yang sangat kuat untuk menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Keindahan pantai ini telah diakui banyak traveler bahkan dunia mengakuinya dengan memberikan berbagai penghargaan prestisius pada Pantai Whitehaven
Bayangkan malam-malam penuh cahaya bulan, pemandangan mentari terbenam yang spektakuler, pantai-pantai terpencil dan udara yang sangat murni. Anda dapat berlayar, berenang, snorkeling dan menyelam di dermaga terlindung seperti Blue Pearl, Butterfly dan teluk-teluk Pulau Hook.
Menjelajahi taman nasional di Pulau South Molle atau bersantai menikmati kemewahan bintang lima di Pulau Hayman. Kunjungi Pulau Whitsunday dan jejakkan kaki di atas pasir silika putih di Pantai Whitehaven.
Merasakan Nyamannya Masjid Biru di Istanbul
Julukan Blue Mosque disematkan untuk beberapa masjid dunia. Salah satu yang bikin adem dan instagenik adalah Masjid Sultan Ahmed di Istanbul.
Bulan Ramadhan 2019 ini, bulan puasa terasa begitu panjang dikota Istanbul, Turkey. Akhir musim semi dan menjelang musim panas, angin dingin yang sejuk masih berembus tetapi panas terik dikala siang hari. Warga muslim harus menahan dahaga dan rasa lapar hampir 15 jam. Turis asing masih memenuhi segala tempat wisata di Istanbul.
Kala siang hari yang begitu panas terik, kami menyempatkan diri sholat azhar disalahsatu masjid terbesar dan tertua kedua dikota Istanbul, Turki. Sultan Ahmed Camii atau Masjid Sultan Ahmed atau Masjid Biru ini tampak begitu mencolok dari tepi dermaga yang memisahkan antara Turki dibenua Asia dan di benua Eropa.
Masjid biru tepat berada diwilayah Turki dibenua Eropa yang dulu kala bernama Byzantium sebelum dirubah menjadi Istanbul oleh kekaisaran Utsmaniyah diabad ke 12.Dibutuhkan waktu sekitar 7 tahun untuk membangun masjid dengan kubah seperti Hagia Sophia dan desain atap tersebut digunakan sebagai atap jutaan masjid di seluruh dunia.
Memasuki halaman utama masjid biru ini seperti dibawa kejaman kemegahan kekaisaran Ottoman yang terkenal tersebut. Seakan dibawa ke zaman khilafah terakhir didunia sebelum diakhiri ditahun 1922 oleh Bapak Bangsa Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Setiap relung sisi halaman masjid meninggalkan kisah sejarah yang tiada habisnya, berbagai acara keagamaan dan acara resmi kekaisaran diadakan dihalaman ini.
Begitu memasuki halaman utama dalam masjid, para pengunjung diberikan alas plastik untuk membawa sepatu bagi para pengunjung. Selama ramadhan, banyak masyarakat lokal yang beritikaf didalam masjid.
Hanya ada satu kata ketika memasuki masjid ini, Subhannallah! Begitu cantik dan megahnya masjid biru ini. Dekorasi warna biru mendominasi atap kubah raksasa masjid tersebut. Hamparan karpet merah khas Turki turut memberikan nuansa tersendiri.
Lampu gantung raksasa juga semakin menambah cantiknya masjid tersebut. Waktu menunjukkan pukul 15.45 dan saya hampir saja melaksanakan shalat azhar. Tetapi saya diingatkan bahwa kali ini hampir memasuki akhir musim semi menuju kemusim panas dan berarti waktu azhar lebih panjang. Dan benar waktu azhar di Istanbul diakhir bulan mei yaitu pukul 17.00. Sementara waktu maghrib masuk dipukul 20.27.
Para turis yang masuk kedalam masjid juga tidak mengganggu ibadah para muslim, ada pembatas yg dikhususkan bagi turis dan yg ingin sholat, rasa saling menghormati tetap terjaga dengan baik. Ah, rasanya saya ingin berlama-lama di sini. Ingin merebahkan diri sambil menikmati atap kubah masjid yang begitu indah, serasa dihiasi oleh cahaya kunang-kunang. Berada didalam masjid peninggalan khilafah Utsmaniyah merupakan sebuah berkah tersendiri untuk saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar