Senin, 03 Agustus 2020

Bahaya dan Manfaat Cesium 137, Material Radioaktif yang Cemari Tangsel

Perumahan Batan Indah Tangerang Selatan terpapar radiasi Cesium 137. Diduga ada pihak yang sengaja membuang limbah radioaktif di lokasi tersebut dan dipastikan bukan dari reaktor nuklir.
Sebenarnya, apa sih Cesium 137 atau Cs 137 itu?
Dikutip dari Pubchem, cesium sendiri merupakan elemen yang secara alami ditemukan dalam jumlah kecil di dalam batu, tanah, dan debu. Cesium 137 atau disebut juga radiocesium adalah bentuk isotop radioaktif yang terbentuk sebagai byproduct pada reaksi nuklir.

Dari mana asal Cesium 137?
Cesium 137 dan isotop radioaktif lain yakni Cesium 134 dihasilkan dari fisi nuklir atau pembelahan inti nuklir untuk menghasilkan sejumlah energi. Cesium 137 juga termasuk byproduct atau produk sampingan dari reaktor nuklir dan uji coba senjata nuklir.

Sejumlah kecil Cesium 137 ditemukan di lingkungan dari hasil uji coba senjata nuklir yang terjadi di tahun 1950-1960-an. Kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl pada 1986 juga mencemari lingkungan dengan Cesium 137.

Seperti apa wujud Cesium 137?
Karena umumnya terikat dengan klorida, Cesium 137 lebih sering ditemukan dalam bentuk serbuk kristal dibandingkan bentuk aslinya yakni cair

Apa kegunaan Cesium 137?
Dalam jumlah kecil, Cesium 137 digunakan untuk mengkalibrasi alat-alat untuk melacak paparan radiasi. Dalam jumlah yang lebih besar, digunakan juga di dunia medis sebagai terapi radiasi untuk mengobati kanker.

Apakah Cesium 137 berbahaya?
Tergantung intensitasnya. Paparan eksternal dalam jumlah besar bisa memicu luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian. Paparan Cesium 137 bisa meningkatkan risiko kanker karena radiasi gamma yang dihasilkan.

Paparan internal lewat pernapasan misalnya, menyebabkan material radioaktif terdistribusi ke dalam jaringan lunak, terutama otot. Jaringan yang terkontaminasi akan terpapar partikel beta dan radiasi gama, sehingga risiko kanker meningkat.

Terpopuler Sepekan: Alasan China Wajibkan Kremasi Korban Virus Corona

Otoritas kesehatan China menetapkan aturan kremasi untuk korban virus corona jenis baru yaitu COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan agar virus tak semakin meluas, mengingat korban tewas setiap hari terus bertambah.
Seorang pekerja krematorium di Wuhan, bernama Yun mengungkap dalam satu hari bisa mengkremasi sekitar 100 jenazah. Peraturan kremasi jenazah ini ditetapkan otoritas kesehatan China sejak awal Februari lalu.

"Tidak ada upacara perpisahan atau kegiatan pemakaman lainnya yang melibatkan mayat," tulis NHC dikutip dari Business Insider.

Selama proses kremasi berlangsung, tidak ada yang diperbolehkan untuk mengunjungi pemakaman dan tempat kremasi. Meskipun mereka kerabat terdekat, peraturannya hanya mengizinkan untuk mengambil abu jenazah setelah kremasi selesai.

Bagaimana jika korban tewas akibat COVID-19 terjadi di Indonesia? Apakah penanganannya akan sama?

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Anung Sugihantono, menjelaskan belum bisa memastikan penanganan jenazah akibat COVID-19 jika terjadi di Indonesia. Namun menurutnya, kurang lebih akan sama seperti proses penanganan limbah dari WNI yang diobservasi dari Wuhan di Natuna.

"Kalau sekarang kita punya tatanan di kita. Nggak berharap ya. Tapi kalau ada, desinfektan yang paling memungkinkan. Seperti kita mengelola limbah sekarang ini," jelasnya kepada wartawan beberapa waktu lalu.

"Limbah itu kan idealnya dibakar dengan suhu di atas 1100. Tapi ini belum konkrit. Kalau Ebola dibakar. Tapi kalau saya sekarang ngomong dibakar di sini, seandainya kejadian, pasti kalian ribut duluan. Makanya sekarang kita terus mengikuti perkembangan ilmunya tapi sekaligus menyiapkan kondisi-kondisi dimungkinkan dilakukan di Indonesia. Saya belum ada keputusan dibakar atau tidak," lanjutnya.

Saat ini, sebanyak 238 WNI yang diobservasi dari Wuhan dinyatakan sehat dan sudah dipulangkan pada (15/2/2020). Meski begitu, mereka diimbau untuk segera melapor jika merasa tak enak badan.
https://kamumovie28.com/melting-me-softly-episode-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar