Kamis, 06 Agustus 2020

WHO Tak Bisa Pastikan Hewan Jadi Sumber Penularan Corona Pertama di Wuhan

Hingga kini, asal-usul virus Corona masih menjadi pertanyaan banyak orang termasuk para ilmuwan di dunia. Sebelumnya, kasus virus Corona COVID-19 sendiri pertama kali dilaporkan terjadi di Wuhan, China. Kala itu kasus Corona masih diidentifikasi sebagai 'wabah pneumonia misterius'.
Dikutip dari Xinhua, pakar senior atau kepala program kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Wuhan belum tentu menjadi tempat pertama kali virus Corona menyebar atau berpindah dari hewan ke manusia.

"Fakta bahwa ancaman virus Corona pertama kali merebak di Wuhan, tidak berarti bahwa di situlah penyakit tersebut berpindah dari hewan ke manusia," kata dr Michael Ryan, pakar darurat WHO, Senin (3/8/2020).

Michael Ryan mengatakan pada pengarahan rutin COVID-19, bahwa 'studi epidemiologi pengambilan data yang jauh lebih luas' harus dilakukan untuk memahami sepenuhnya hubungan antara kasus-kasus tersebut. Dia menekankan perlunya memulai studi pada kasus Corona yang dilaporkan pertama kali di manusia. Bertujuan untuk secara sistematis mencari sinyal pertama di mana hewan menjadi inang yang menyebarkan virus Corona ke manusia.

Tim ahli WHO melakukan perjalanan ke China dalam persiapan untuk misi internasional demi mengidentifikasi sumber zoonosis COVID-19, telah menyelesaikan misinya baru-baru ini, menurut pakar WHO. Studi selanjutnya akan didasarkan pada investigasi awal yang dilakukan oleh para ahli China di sekitar pasar makanan laut Wuhan.

Ryan juga mencatat bahwa WHO bergerak maju dengan menyetujui tim internasional, dan memastikan bahwa para ahli yang tepat akan tersedia untuk bekerja dengan rekan-rekan China. Demi merancang dan melaksanakan studi lebih lanjut.

Alami Lonjakan Kasus Corona, Prancis Hadapi Ancaman Gelombang Kedua COVID-19

Para ilmuwan memprediksi Prancis mungkin akan dilanda gelombang kedua virus Corona COVID-19 tahun ini. Gelombang kedua ini diprediksi akan terjadi pada musim gugur sekitar bulan September, atau musim dingin di Desember 2020 ini.
Peringatan akan gelombang kedua muncul setelah angka kasus di negara tersebut semakin melonjak. Hal ini terjadi karena dicabutnya kebijakan lockdown demi memperbaiki perekonomian negara.

"Sangat mungkin bahwa kita akan mengalami gelombang epidemi kedua di musim gugur atau musim dingin ini," kata komite ilmiah Prancis yang dikutip dari Reuters, Rabu (5/8/2020).

Menurut komite ilmiah tersebut, jika masih banyak orang yang tidak mematuhi aturan menjaga jarak sosial itu bisa mempengaruhi terjadinya penyebaran virus Corona baru yang lebih banyak dalam waktu dekat, sehingga kasus semakin banyak terjadi.

Di negara tetangganya, Jerman, dokter di sana mengatakan bahwa pihaknya sudah menghadapi gelombang kedua pandemi. Ini terjadi karena masyarakat setempat mulai mengabaikan pedoman kesehatan. Salah satunya menjaga jarak sosial, sehingga menyia-nyiakan keberhasilannya dalam mengendalikan virus Corona seperti sebelumnya.

Saat ini, pemerintah Prancis sudah mulai memperketat aturan kebersihan publik di kota-kota yang ada di negara tersebut, seperti Lille, Nice, dan Toulouse. Pemerintah menganjurkan mereka untuk selalu menggunakan masker saat berada di pusat keramaian.

Prancis telah melaporkan sebanyak 3.376 kasus COVID-19 baru dalam 3 hari terakhir ini. Bahkan jumlah pasien COVID-19 yang harus mendapat perawatan intensif untuk menangani penyakit ini pun juga semakin meningkat.

"Sangat penting untuk terus menaati pedoman kesehatan untuk tidak mencium dan berjabat tangan. Tetap pakai masker, rajin cuci tangan atau gunakan hand sanitizer," kata Presiden Emmanuel Macron.
https://kamumovie28.com/man-of-steel/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar